tag:blogger.com,1999:blog-80870046910335314572024-02-20T03:09:12.838-08:00KUMPULAN PTK PTS & SKRIPSI PENDIDIKANKumpulan Judul Referensi Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah Maupun Skripsi Pendidikan yang dapat anda download sebagai bahan acuan penulisan andaD. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-18357459447261783352010-11-18T21:41:00.000-08:002010-11-18T21:41:20.514-08:00PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH KODE 007<span style="font-size: large;">MENINGKATKAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH MELALUI WORKSHOP DI ..</span><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN <br />
A.Latar belakang <br />
RPS merupakan dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah dimasa depan maupun sekarang dalam rangka untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. RPS penting dimiliki oleh sekolah yang bertujuan untuk memberikan arah dan bimbingan para pelaku sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah untuk memperkecil resiko dan mengurangi ketidakpastian masa depan. Perencanaan sekolah merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.<br />
<a name='more'></a><br />
Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat kuat dalam mengkoordinasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah melalui program program yang dilakukan secara berencana dan bertahap.Oleh karena itu Kepala Sekolah dituntut memiliki kemampuan kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif / prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.<br />
Tugas dan fungsi Kepala sekolah adalah mengelola penyelanggaraan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) di sekolah masing masing , mengingat sekolah merupakan unit terdepan dalam penyelenggaraan MBS , salah satu tugas Kepala Sekolah adalah menyusun Rencana Pengembangan Sekolah ( RPS ). Hal ini sesuai dengan Manajemen Berbasis Sekolah bahwa, Kepala Sekolah menjalankan salah satu tugas dan fungsinya adalah menyusun Rencana dan Program Pengembangan Sekolah dengan melibatkan semua unsur antara lain : Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha, Wakil Siswa ( Osis ) Waki orang tua siswa, Wakil Organisasi profesi, Wakil Pemerintah dan Tokoh masyarakat ( Depdiknas, tahun 2003 : 29 )<br />
Panduan pelaksanaan Workshop Pendayagunaan MBS Kecamatan / Kota dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah ( RPS ) Non DBEP menjelaskan bahwa ;<br />
Salah satu upaya meningkatkan Manajemen Berbasis Sekolah yang diminta Kepala <br />
Dinas Dikbud Kota . adalah Sekolah mampu Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS ) sehingga asas transparansi, akuntabilitas dan bekerja berdasarkan rencana dapat tercapai ( Depdikbud Kota ., tahun 2002 ) <br />
Namun dalam kenyataan di lapangan masih banyak Kepala Sekolah belum menyusun Rencana Pengembangan Sekolah disebabkan oleh beberapa hal antara lain : (1) Kepala Sekolah sebagai pemimpin belum memahami secara tuntas tentang Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah ( RPS ) sebagai akibat kekurangan informasi yang didapat. (2) Tugas Kepala Sekolah utamanya di ........sangat komplek mengingat di ........tidak memiliki staf Tata Usaha, (3) Sementara ini Kepala Seklolah menyelenggarakan pendidikan di sekolah tidak berdasarkan perencanaan yang jelas ( tidak memiliki RPS khususnya sekolah non DBEP ).<br />
Berdasarkan informasi dan pengamatan di lapangan secara langsung bahwa Kepala ........yang ada di ........ belum memahami dan mampu menyusun Rencana Pengembangan Sekolah ( RPS ) maka perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun Rencana Pengembangan Sekolah melalui workshop.<br />
<br />
B.Identifikasi Masalah.<br />
Sebagaimana telah diuraikan di depan bahwa Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat kuat dalam mengkoordinasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan Visi, Misi , tujuan dan sasaran sekolah melalui program program yang dilakukan secara berencana dan bertahap. Oleh karena itu Kepala Sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu menghasilkan keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.<br />
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sangat perlu dimiliki oleh sekolah untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku sekolah dalam rangka untuk mecapai tujuan sekolah dengan resiko yang kecil dan mengurangi ketidak pastian masa depan. <br />
Berdasarkan informasi dan pengamatan langsung di lapangan, semua Kepala ........yang ada di ........, belum memahami dan belum mampu menyusun RPS, hal ini disebabkan kurangnya informasi serta bimbingan yang mereka dapatkan dalam menyusun Rencana Pengembangan Sekolah ( RPS ), oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun RPS melalui Workshop.<br />
<br />
C.Rumusan Masalah.<br />
Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas maka masalah yang akan diteliti adalah “ Bagaimana meningkatkan kemampuan Kepala ........dalam menyusun RPS melalui workshop di ........?<br />
<br />
A. Pemecahan Masalah.<br />
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun RPS, antara lain memperdalam pengetahuan tentang penyusunan RPS dan syarat syarat penyusunan RPS yang baik dan benar. Namun fokus perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun RPS melalui workshop. Melalui workshop diberikan pembekalan dan bimbingan teknis penyusunan RPS untuk seluruh Kepala ........di ......... Pada proses perkembangan kemampuan menyusun RPS, dilakukan perbaikan perbaikan terhadap draf – draf awal RPS. Dengan adanya umpan balik dari fasilitator diharapkan ada motivasi sehingga kemampuan menyusun RPS dapat ditingkatkan.<br />
<br />
D.Tujuan dan manfaat Penelitian.<br />
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : (1) Peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebagai tuntutan oprasional dalam penyelenggaraan sekolah. (2) Dengan disusunnya RPS oleh Kepala Sekolah diharapkan apa yang menjadi tujuan sekolah bisa tercapai. (3) Sekolah memiliki RPS yang sesuai dengan siuasi dan kondisi sekolah masing masing. <br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9350924/proppts07.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-18526184683677876732010-11-18T21:40:00.000-08:002010-11-18T21:40:10.725-08:00PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH KODE 006<b><span style="font-size: small;">PENINGKATAN KINERJA GURU-GURU ... DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) INOVATIF MELALUI KERJA PRAKTEK DENGAN TEKNIK UMPAN BALIK</span></b><br />
<br />
BAB I : PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
<br />
<br />
Berlakunya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan mewajibkan guru untuk memiliki Sertifikat Pendidik melalui ujian Sertifikasi. Salah satu kompetensi yang dituntut adalah kompetensi pedagogik, dari merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan analisis hasil evaluasi serta tindak lanjut. Dari puluhan guru yang berada di bawah binaan penulis tak seorangpun mampu menunjukkan dan menggunakan RPP sesuai dengan pedoman penilaian sertifikasi. Khusus di ………, terdapat 3 (tiga) orang guru yang mengikuti sertifikasi. Namun tak satupun mampu menunjukkan RPP yang sesuai dengan pedoman sertifikasi.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, merupakan acuan utama bagi guru dalam merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, penilaian serta tindak lanjutnya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 telah disahkan pada tanggal 28 Maret 2007. Namun, hingga penelitian ini dilaksanakan RPP yang ditunjukkan guru-guru umumnya masih menggunakan skenario pembelajaran konvensional. <br />
Masih dominan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centre oriented). Menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dengan didominasi oleh metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hampir tidak ada RPP yang menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre oriented) dengan pendekatan diskoveri inkuiri. Tidak tampak adanya proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi oleh siswa.<br />
Pembuatan RPP adalah sangat urgen, menurut Hamzah B. Uno (2006:4) : Perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan Pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. <br />
<br />
<br />
B. Identifikasi masalah<br />
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya hal itu antara lain :<br />
1) Kurangnya tuntutan supervisor (Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah), karena masih memperkenankan penggunaan RPP buatan ......., dengan anggapan bahwa karya bersama dan dalam tingkat yang lebih tinggi pasti lebih baik. Walau dalam kenyataan tidak selalu sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. <br />
2) Selama ini guru-guru terlena, karena telah ada RPP buatan Tim ....... Kabupaten. Walau RPP itu hanya ditunjukkan kepada pengawas sebagai bukti fisik. Namun, pelaksanaan di depan kelas berbeda dengan skenario yang tertulis dalam RPP tersebut. <br />
<br />
Dengan demikian, ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian yaitu :<br />
1) Komitmen guru. <br />
Sebagian besar guru terlena, hanya menggunakan RPP buatan ....... dengan anggapan bahwa karya bersama dalam tingkat yang lebih tinggi pasti lebih baik. RPP itupun hanya sebagai bukti pisik saat ada supervisi.<br />
2) Kemampuan guru. <br />
Akibat terlena, maka sebagian besar guru-guru tidak memiliki pengalaman belajar dalam menyusun RPP. Tidak adanya pengalaman belajar, menyebabkan guru tidak memiliki ketrampilan menyusun RPP.<br />
<br />
Pentingnya pengalaman belajar dalam meningkatkan ketrampilan guru menyusun RPP, dapat dikaji dari pendapat beberapa ahli berikut ini. Kajian itu diharapkan dapat mengarahkan jalan pikiran menuju pemecahan masalah yaitu :<br />
<br />
Peter Sheal : <br />
Menurut Peter Sheal (dalam Depdiknas 2003 : 7), pengalaman belajar paling optimal akan terjadi jika kegiatan pembelajaran sampai pada tingkat melakukan dan mengatakan (dalam hal ini kerja praktek dan presentasi hasil kerja). <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kerucut Pengalaman Belajar Peter Sheal<br />
J. Peaget : <br />
J. Peaget (dalam Ahmad Rohani, 2004:7) mengatakan : Seseorang berpikir sepanjang berbuat. Tanpa berbuat seseorang tidak akan berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) maka ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.<br />
Konsep learning by doing :<br />
Banyak cara untuk belajar, diantaranya belajar melalui bekerja (learning by doing) yang telah sangat populer dalam dunia pendidikan. <br />
Kata-kata mutiara kuno :<br />
Kata-kata mutiara kuno yang sangat terkenal “saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya ingat, saya mengerjakan maka saya mengerti” , masih sangat relevan hingga saat ini. <br />
<br />
Maka “Kerja Praktek” adalah pilihan strategi yang diharapkan mampu mengatasi masalah rendahnya komitmen dan kemampuan guru-guru menyusun RPP. “Teknik Umpan Balik” terhadap hasil kerja para guru diharapkan dapat memberikan penguatan dan arah untuk melakukan penyempurnaan RPP. <br />
Untuk memenuhi tuntutan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 yang mengubah paradigma proses pendidikan dari pengajaran menjadi pembelajaran dan mengubah strategi ekspositori menjadi diskoveri inkuiri, diperlukan model RPP baru yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut “RPP INOVATIF”.<br />
Alasan khusus bahwa penelitian ini dilakukan di ........... karena sekolah tersebut adalah sekolah binaan penulis. Lain dari pada itu profil ........... sekolah yang memiliki beberapa keterbatasan dalam standar pendidik, yaitu sebanyak 31 % guru-guru ...........adalah guru non PNS.<br />
<br />
C. Rumusan Masalah dan Langkah-langkah Pemecahan Masalah<br />
<br />
Masalah-masalah pokok dalam penelitian ini adalah :<br />
1). Apakah Kerja Praktek dengan Teknik Umpan Balik dapat meningkatkan komitmen guru-guru ...........menyusun RPP Inovatif ?<br />
2). Apakah Kerja Praktek dengan Teknik Umpan Balik dapat meningkatkan kemampuan guru-guru ...........menyusun RPP Inovatif?<br />
Langkah-langkah dan urutan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah :<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
D. Tujuan Penelitian<br />
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :<br />
1). Peningkatan komitmen guru-guru ...........menyusun RPP Inovatif dalam kegiatan Kerja Praktek dengan teknik Umpan Balik.<br />
2). Peningkatan kemampuan guru-guru ...........menyusun RPP Inovatif dalam kegiatan Kerja Praktek dengan teknik Umpan Balik.<br />
<br />
E. Manfaat Penelitian<br />
<br />
1). Sebagai contoh (model) pola pembinaan guru yang efektif dan efisien<br />
Pola-pola pembinaan guru selama ini menggunakan pola ekspos fakto. Dengan stretegi kerja praktek, pembinaan akan lebih efektif karena peserta didik diberi kesempatan melaksanakan praktek dan presentasi untuk mendapatkan pengalaman belajar dan ketrampilan. Pola kerja praktek juga sangat efisien karena tidak menggunakan waktu khusus, dapat dilakukan guru kapan dan dimana saja.<br />
2). Peningkatan Kompetensi Pengawas.<br />
Salah satu kompetensi Pengawas Satuan Pendidikan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.12 tahun 2007 adalah kompetensi Supervisi Akademik. Salah satu sub kompetensi adalah “membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)” , maka penelitian ini sangat bermanfaat dalam menciptakan model RPP yang memenuhi Permendiknas No.41 tahun 2007.<br />
3). Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik . <br />
RPP Inovatif, adalah RPP yang memenuhi tuntutan Permendiknas No.41 tahun 2007. Guru-guru ..........., kemampuan menyusun RPP Inovatif, meningkatkan kompetensi pedagogik dalam penilaian sertifikasi, juga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.<br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/%20http://www.ziddu.com/download/9350875/proppts06.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-41007422819865593962010-11-18T21:38:00.000-08:002010-11-18T21:38:25.307-08:00PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH KODE 005<b><span style="font-size: small;">MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN ULANGAN SEMESTER . MELALUI RAPAT KERJA MGMP Di</span></b><br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang <br />
Penulisan bentuk tes merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam menyiapkan bahan ulangan harian, ujian semesteran, ujian sekolah dan lainnya. Setiap butir tes yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator tes yang sudah disusun di dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan tes bentuk objektif dan kaidah penulisan soal uraian. <br />
<a name='more'></a><br />
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi jika dibandingkan dengan alat yang lain karena tes bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan (Sukarsimi, rikunto. 2006:33). Ditinjau dari segi kegunaan tes untuk mengukur kemampuan siswa, secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi 3 macam tes yaitu : tes formatif, tes diagnostik, tes sumatif. <br />
Penggunaan bentuk tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku / kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur / ditanyakan dengan mempergunakan tes tertulis dalam bentuk tes objektif. Ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan mempergunakan tes perbuatan / praktik. <br />
Dengan demikian tidak semua perilaku harus dinyatakan dengan bentuk tes uraian atau objektif mengingat setiap bentuk tes, masing-masing memiliki keunggulan dan juga memiliki kelemahan. <br />
Keunggulannya , untuk tes bentuk pilihan ganda diantaranya dapat mengukur kemampuan / perilaku secara objektif, sedangkan untuk tes uraian diantaranya adalah dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan gagasan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata atau kalimat sendiri. Kelemahan bentuk tes objektif diantaranya adalah sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk soal uraian diantaranya adalah sulit menyusun pedoman perskornya. <br />
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat, untuk memperoleh berbagai informasi ketercapaian kompetensi peserta didik (Mimin, 2006:16). Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil mengajar guru. Informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator- indokator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi dasar, melaksanakan program remidial serta mengevaluasi kompetensi guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. <br />
Menyusun tes sumatif semester ganjil melalui rapat kerja MGMP harus mencerminkan bahan pembelajaran semester ganjil yang terdiri dari beberapa standar kompetensi, kompetensi dasar dan beberpa indikator dalam setiap kompetensi dasar. Menyusun tes disesuaikan dengan tuntutan indikator yang ada karena tiap indikator minimal harus ada satu tes untuk mengetahui ketuntasan pembelajaran. <br />
Apabila tes yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa. Untuk dapat menyusun tes yang memenuhi persyaratan cukup sulit karena menyusun tes memerlukan pengetahuan, ketrampilan serta ketelitian yang cukup tinggi. <br />
Rakajoni dalam bukunya Etty mengatakan secara makro tugas guru berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yang pada akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa (Etty, 1998:26). Pada dasarnya tugas guru mendidik mengajar, melatih serta mengevaluasi siswa, agar peserta didik dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan kehidupan selaras dengan kodratnya sebagai manusia. Berkaitan dengan tugas guru didalam mengevaluasi siswa maka guru hendaknya memiliki ketrampilan membuat tes. Kegunaan tes adalah untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapat proses pembelajaran. Dengan demikian guru memiliki kewajiban untuk membuat tes. Hanya guru bersangkutan yang tahu tentang kemajuan akademik siswa melalui hasil tes. Menyusun tes untuk mengetahui tingkat kemampuan akademik pada semester ganjil guna mempersiapkan pembelajaran di semester berikutnya. <br />
Kenyataan yang terjadi di sekolah bahwa guru jarang menyusun tes biasanya mempergunakan tes yang sudah ada, tinggal menyesuaikan dengan pokok bahasan yang diajar. Keadaan seperti ini juga terjadi di .........., sehingga sering terjadi tidak tepat antara bahan ajar dengan tes pada semester bersangkutan. Disisi lain guru sebagian besar belum biasa menyusun tes, sehingga sering mencari dari beberapa kumpulan soal yang sudah ada ( bank soal). <br />
Melihat kondisi seperti ini guru belum memiliki kompetensi untuk menyusun tes dan belum mencoba menyusun tes hasil karya sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian ini perlu dilaksanakan. <br />
<br />
B. Identifikasi Masalah<br />
Dari pengamatan penulis di lapangan setelah melakukan obsevasi dalam penulisan tes Sumatif pada semester ganjil , kenyataannya ,sebagian guru-guru ..........yang dijadikan sempel, masih mengalami kesulitan dalam penysunan tes profesional. Dengan demikian maka kompotensi guru perlu ditingkatkan utamanya dalam penysunan tes profesional untuk sumatif.<br />
Adapun permasalahan yang terdapat dalam penyusunan tes profesional adalah sebagai berikut :<br />
1. Guru belum mampu menyusun bunyi butir tes dengan tujuan pembelajaran<br />
2. Guru belum mampu mengukur aspek prilaku tingkat kesukaran Taxonomi Bloom ( C1 – C6)<br />
3. Guru belum mampu mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penyusunan tes.<br />
<br />
C. Rumusan Masalah <br />
Berdasarkan latar belakang di atas maka akan muncul masalah - masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:<br />
1. Bagaimana upaya meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun tes sumatif semester ganjil melalui rapat kerja MGMP di ..........? <br />
2. Apakah melalui rapat kerja MGMP dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun tes sumatif semester ganjil di .......?<br />
<br />
D. Pemecahan Masalah<br />
Dalam pemecahan masalah di atas akan dilakukan melalui rapat kerja guru mata pelajararan sejenis yang tergabung dalam MGMP sekolah, untuk bersama-sama menyusun tes sumatif semester ganjil di ...........<br />
<br />
<br />
E. Tujuan dan Manfaat <br />
Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah: agar guru – guru .......... yang tergabung dalam MGMP sekolah dapat menyusun tes sumatif berdasarkan mekanisme dan langkah - langkah yang ada. Agar guru-guru .......... memiliki kompotensi menyusun tes sumatif yang standar. <br />
Manfaat penelitian ini adalah : <br />
agar guru-guru ..........meiliki kompotensi dalam menyusun tes melalui mekanisne dan prosudur secara standar, sehingga dalam mengevaluasi pembelajaran tidak mengadopsi soal tes yang ada.<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9350842/proppts05.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-12374147294373537002010-11-18T21:36:00.000-08:002010-11-18T21:36:32.558-08:00PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH KODE 004<span style="font-size: large;"><b>UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN TES HASIL BELAJAR AKHIR SEMESTER MELALUI WORKSHOP PADA KELAS.. DI .. TAHUN</b></span><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat , untuk memperoleh berbagai informasi ketercapaian kompetensi peserta didik ( Mimin, 2006 ; 16 ) . Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan proses dan hasil belajar para peserta didik dan hasil mengajar guru . Informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator – indikator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan . Informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi dasar, melaksanakan program remidial serta mengevaluasi kemampuan guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.<br />
<a name='more'></a><br />
Menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil bertujuan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai indikator – indikator kompetensi dasar di semester ganjil., dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa . Untuk dapat menyusun tes yang memenuhi persyaratan cukup sulit karena menyusun tes memerlukan pengetahuan, keterampilan serta ketelitian yang cukup tinggi.<br />
Menyusun tes untuk mengetahui tingkat kemampuan akademik pada semester ganjil supaya dapat menarik kesimpulan apakah siswa bersangkutan telah menguasai indikator – indikator kompetensi dasar atau tidak.<br />
Kenyataan yang terjadi di sekolah bahwa guru jarang menyusun tes . Biasanya menggunakan tes yang sudah ada kemudian disesuaikan dengan materi ajar. Keadaan ini juga terjadi di .......... sehingga sering terjadi tidak tepat antara tes dengan kompetensi dasar yang disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Di sisi lain guru sebagian besar belum bisa menyusun tes., sehingga sering mencari dari beberapa kumpulan soal yang sudah ada. Setiap penyelenggaraan ulangan akhir semester kadang – kadang tes tersebut secara utuh dapat ditampilkan lagi pada semester berikutnya.<br />
Melihat kondisi seperti ini guru belum memiliki kemampuan untuk menyusun tes dan belum pernah mencoba menyusun tes hasil karnya sendiri. Sehubungan hal tersebut maka penelitian ini perlu dilaksanakan.<br />
<br />
B. Identifikasi Masalah<br />
Penulis menemukan di lapangan setelah observasi dalam penulisan tes hasil belajar akhir semester sebagaian besar guru .......... masih mengalami kesulitan atau masalah dalam penyusunan tes profesional. Dengan demikian maka kemampuan guru perlu ditingkatkan utamanya dalam menyusun tes profesional untuk akhir semester ganjil.<br />
Adapun permasalahan yang terdapat dalam menyusun tes profesional adalah sebagai berikut :<br />
1. Guru belum mampu menyusun bunyi butir tes dengan tujuan pembelajaran.<br />
2. Guru belum mampu mengukur aspek perilaku tingkat kesukaran Ta..........onomi Bloom<br />
3. Guru belum mampu mempergunakan bahasa Indonesia yang benar dan baik.<br />
<br />
C. Perumusan masalah <br />
Bagaimana upaya untuk meningkatkan Kemampuan guru dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil ?<br />
<br />
D. Pemecahan Masalah<br />
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ole guru .......... dalam hal menyusun tes , maka pemecahan masalah tersebut adalah melaksanakan Workshop.<br />
<br />
E. Tujuan dan manfaat Penelitian <br />
Tujuan yang ingin dicapai adalah agar guru – guru .......... memiliki kemampuan dalam menyusun tes hasil belajar akhir semester ganjil .<br />
Manfaat penelitian ini adalah supaya guru – guru .......... memiliki tes hasil belajar akhir semester ganjil .<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9350804/proppts04.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-35079253100391433242010-11-18T21:35:00.001-08:002010-11-18T21:35:36.059-08:00PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH KODE 003<span style="font-size: large;"><b>SPENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI DISKUSI .. DI..</b></span><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Untuk itu sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sekarang ini, memerlukan strategi baru terutama dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran guru (teacher centered) diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu memilih dan menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku dengan pembelajaran di dalam kelas, melainkan guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan motode yang variatif. <br />
<br />
<br />
Disamping itu sesuai dengan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan), guru harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari. <br />
Salah satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan Pakem yang memungkinkan bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan contekstual yaitu masyarakat belajar (learning commonity). Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara belajar yang disarankan dalam KTSP sebagai upaya mendekatkan aktivitas belajar siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menjadi alternatif setrategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal. Ekowati (2001) mengatakan, memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan bentuk pembelajaran yang berfihak pada pembelajaran melalui penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating) antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui kegiatan proyek. Pada pembelajaran dengan setrategi ini guru bertindak sebagai pelatih metakognitif yaitu membantu pebelajar dalam menemukan materi belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan laporan dan dalam penampilan hasil dalam bentuk presentasi.<br />
Dari hasil pantauan calon peneliti selaku pengawas sekolah, selama ini para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan sekolah tidak lebih hanya digunakan sebagai tempat bermain-main siswa <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
pada saat istirahat. Kalau tidak jam istirahat, guru lebih sering memilih mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun misalnya siswa sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas. <br />
Seperti observasi awal yang dilakukan di ........., guru-guru di sekolah tersebut memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya dua sampai tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dari wawancara yang dilakukan calon peneliti, sebagian besar guru mengaku enggan mengajak siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah mengawasi. Selain itu ada guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. <br />
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok diantara para guru kelas dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. <br />
Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Penelitian Nur Mohamad dalam Ekowati (2001) menunjukkan diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi. <br />
Bagi guru yang tingkat pengalamannya tinggi akan menjadi lebih matang dan bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah akan menambah pengetahuan. Keunggulan diskusi kelompok melalui KKG adalah keterlibatan guru bersifat holistic dan konprehensip dalam semua kegiatan. Dari segi lainnya guru dapat menukar<br />
<br />
pendapat, memberi saran, tanggapan dan berbagai reaksi sosial dengan teman seprofesi sebagai peluang bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.<br />
B. Identifikasi Masalah.<br />
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, serta hasil pengamatan peneliti melalui supervisi,maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:<br />
1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran guru, dan guru satu-satunya sumber belajar,selain buku paket.<br />
2. Pembelajaran yang dikembangkan di kelas – kelas kelihatannya lebih ditekankan pada pemikiran reproduktif, menekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan<br />
3. Dalam kegiatan pembelajaran guru belum mampu menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.<br />
4. Dalam proses pembelajaran guru sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,walaupun materi pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah.<br />
5. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) belum dimanfaatkan dan dilaksanakan secara optimal. <br />
C. Rumusan Masalah <br />
Berdasarkan identifikasi masalah diatas,maka dalam penelitian tindakan sekolah ini difokuskan pada penelitian masalah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang dapat dirumuskan sebagai berikut : <br />
1. Apakah kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai <br />
<br />
sumber belajar dapat ditingkatkan melalui diskusi Kelompok Kerja Guru di .........?.<br />
2. Apakah kelemahan dan kelebihan pelaksanaan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) terhadap peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di .........?<br />
D. Pemecahan Masalah<br />
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, dapat ditentukan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah : Diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG), dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di .........<br />
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian <br />
1. Tujuan Penelitian<br />
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakan penelitian tindakan sekolah ini adalah : <br />
a. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) di .........<br />
2. Manfaat Penelitian<br />
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi :<br />
<br />
a. Guru, dapat menyempurnakan metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativiats, motivasi dan hasil belajar siswa.<br />
b. Sekolah, dapat memberikan motivasi bagi guru-guru yang lain untuk menyempurnakan metode dan setrategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.<br />
c. Pengawas sekolah, dapat membantu dalam membimbing dan pengawas guru dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9315912/proppts003.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-17605893747536811852010-11-18T21:35:00.000-08:002010-11-18T21:35:02.185-08:00PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH KODE 002<b><span style="font-size: small;">UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENETAPKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MELALUI WORKSHOP DI TAHUN</span></b><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A.Latar Belakang Masalah<br />
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan KKM dengan analisis dan memperhatikan mekanisme, yaitu prinsip dan langkah-langkah penetapan.<br />
Kenyataan dilapangan guru dalam menetapkan KKM tidak berdasarkan analisis dan tidak memperhatikan prinsip serta langkah-langkah penetapan, oleh karena itu perlu ada kegiatan pada awal tahun pelajaran yang dapat memberikan informasi kepada guru yang dijadikan pedoman dalam penetapan KKM.<br />
<br />
B.Rumusan Masalah dan Pemecahannya.<br />
1. Rumusan Masalah<br />
a. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ?<br />
b. Apakah melalui Workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ..........tahun ...........<br />
2. Pemecahan Masalah<br />
a. Berdasarkan kajian awal diduga tindakan yang berupa Workshop untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal dapat menyelesaikan masalah.<br />
b. Tindakan yang dilakukan melalui dua siklus, siklus I terdiri dari : Perencanaan, Pelaksanaan, observasi, dan repleksi. Berdasarkan hasil refleksi siklus I disiapkan siklus II .<br />
<br />
C.Hipotesis Tindakan <br />
Dari latar belakang masalah, rumusan masalah, dan pemecahan masalah yang telah dipaparkan di atas maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut ” Workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menetapakan Kriteria Ketuntasan Minimal .......... tahun .......... ”.<br />
<br />
D.Tujuan dan Manfaat Penelitian<br />
1.Tujuan Penelitian<br />
Adapun tujuan penelitian ini adalah peningkatkan kemampuan guru dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ..........tahun ...........<br />
<br />
<br />
2.Manfaat Penelitian<br />
a.Melalui Workshop dapat memberikan pengalaman belajar bagi guru, karena melalui Workshop guru diberikan materi dan latihan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) sesuai dengan mata pelajarannya.<br />
b.Guru .......... memiliki kemampuan dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal sehingga proses belajar mengajar lebih baik.<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9315832/proppts02.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-68393672729564184912010-11-18T21:30:00.000-08:002010-11-18T21:33:48.115-08:00PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH 001<b><span style="font-size: small;">MODEL PEMBINAAN CLCK (CONTOH, LATIHAN, CONTROL, KERJA MANDIRI) DALAM PROGRAM . UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU . DI .</span></b><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain : (1) adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru, (3) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan, dan (4) kesejahteraan guru belum memadai, jika hal tersebut tidak segera diatasi maka akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan di maksud antara lain : <br />
<a name='more'></a><br />
(1) Kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang dianjurkan guru tidak maksimal, (2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimilikioleh setiap siswa, (3) rendahnya kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa terutama ditingkat dasar(hasil studi internasional yang dilakukan oleh organisasi Internasional Education Achievement, 1999). Sehubungan dengan itu, Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara nasional.<br />
Berdasarkan uraian diatas, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru yang berhubungan dengan (1) Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan ; (2) Komponen Kompetensi Akademik Vokasional sesuai materi pembelajaran ; (3) Pengembangan Profesi. Komponen - Komponen Standar Kompetensi, Guru ini mewadahi Kompetensi Profesional, personal dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis.<br />
<br />
Fakta menyatakan kompetensi guru saat ini dalam sub komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Kompetensi menyusun rencana pembelajaran dengan indikator <br />
a)Mendeskripsipkan tujuan pembelajaran <br />
b)Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan <br />
c)Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok <br />
d)Mengalokasikan waktu<br />
e)Menentukan metode pembelajaran yang sesuai<br />
f)Merancang prosedur pembelajaran <br />
g)Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang akan digunakan<br />
h)Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya)<br />
i)Menentukan teknik penilaian yang sesuai <br />
Namun kenyataan yang ada terbalik berdasarkan hasil supervisi terhadap guru masih dominan menggunakan pengelolan pembelajaran berdasarkan pola lama dan masih dominan menggunakan pengelolaan pembelajaran yang tidak sesuai karakteristik siswa dan situasi kelas. Bila ditelusuri lebih lanjut, faktor yang menyebabkan guru belum mampu melaksanakan pengelolaan pembelajaran dengan tepat karena kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran belum optimal, bahkan ada yang tidak membuat.<br />
<br />
<br />
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sangat penting, karena pengelolaan pembelajaran yang baik sangat berpengaruh terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai indikator. Keunggulan CLCK adalah guru diberikan contoh dalam pembuatan RPP dan setelah itu berlatih dengan pengawasan dan kegiatan yang dilakukan tidak bergantung pada orang lain.<br />
Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan Pembinaan CLCK (Contoh, Latihan, Control, Kerja Mandiri) dalam program .....untuk meningkatkan kompetensi guru .....di .....Tahun ...... <br />
<br />
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah<br />
1. Rumusan Masalah<br />
Dari latar belakang yang dipaparkan diatas, maka rumusan permasalahannya adalah :<br />
a. Apakah Model Pembinaan CLCK dalam program .....dapat meningkatkan Kompetensi Guru .....di .....Tahun ..... ?<br />
b. Bagaimana pendapat Guru terhadap pembinaan CLCK dalam Program .....untuk meningkatkan Kompetensi Guru .....di ..... Tahun ..... ? <br />
<br />
<br />
2. Pemecahan masalah<br />
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan Kompetensi Guru ..... dalam pengelolaan pembelajaran untuk menyusun rencana pembelajaran dengan memperhatikan indikator. Namun fokus penyusun rencana pembelajaran dilakukan dalam penelitian ini adalah Model Pembinaan CLCK (Contoh, Latihan, Control, Kerja Mandiri) dalam program .....untuk Meningkatkan Kompetensi Guru .....di .....Tahun ...... Pada kegiatan yang dilakukan dalam KKG dengan Model Pembinaan CLCK dari pengawas sekolah dan guru-guru inti maupun guru sejenis. Model Pembinaan yang dilakukan untuk memberikan motivasi kepada guru kelas ..... .....untuk peningkatan kompetensi, sehingga mampu menyusun Rencana Pembelajaran dengan indikatornya. Dengan memperhatikan sub komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran. Dalam pemecahan masalah guru diberikan model contoh RPP untuk ditiru dan guru berlatih dengan pengawasan dalam kegiatan yang dilakukan tidak bergantung pada orang lain.<br />
<br />
<br />
C. Tujuan <br />
Mengacu pada permasalahan seperti yang diuraikan diatas, tujuan penelitian ini sebagai<br />
1). Untuk meningkatkan kompetensi guru .....dalam program .....dengan CLCK di .....Tahun ......<br />
<br />
D. Manfaat <br />
a). Manfaat Penelitian Bagi Siswa<br />
1. Siswa berhak memperolah pembinaan baik dari guru maupun orang tua agar belajar lebih mantap dan sungguh-sungguh.<br />
2. Siswa dapat memperlihatkan hasil belajar disekolah kepada orang tuanya.<br />
b). Manfaat Penelitian Bagi Guru<br />
1. Sebagai laporan tertulis yang disampaikan kepada Kepala Sekolah tentang penyusunan rencana pembelajaran.<br />
2. Sebagai dasar dalam menentukan pengelolaan pembelajaran selanjutnya serta menyusun rencana pembelajaran sebagai tindak lanjut.<br />
<br />
<br />
E. Hipotesis Tindakan<br />
Dari latar belakang masalah, perumusan masalah dan pemecahan masalah yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut :<br />
a.Model Pembinaan CLCK dalam Program .....dapat meningkatkan kompetensi guru .....di .....Tahun ......<br />
b.Guru memberikan pendapat/respon positif terhadap penerapan CLCK untuk dapat meningkatkan kompetensi guru .....dalam program .....di .....Tahun ......<br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_378122212"><br />
</a><br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9315781/PROPPTS001.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-77458052017900446352010-04-07T22:24:00.000-07:002010-11-19T05:54:42.155-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 017<b>TINGKAT PENGUASAAN OPERASI HITUNG PADA BILANGAN PECAHAN MURID KELAS VI SDN X</b><br />
<br />
<link href="file:///C:%5CUsers%5CHardcore%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:SimSun;
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-alt:宋体;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
@font-face
{font-family:Garamond;
panose-1:2 2 4 4 3 3 1 1 8 3;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:"\@SimSun";
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoTitle, li.MsoTitle, div.MsoTitle
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:center;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-language:EN-US;
font-weight:bold;}
p.MsoBodyTextIndent, li.MsoBodyTextIndent, div.MsoBodyTextIndent
{margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:0in;
margin-left:47.4pt;
margin-bottom:.0001pt;
text-indent:-47.4pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:EN-GB;
mso-fareast-language:EN-US;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:870806171;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:1159212972 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:roman-upper;
mso-level-tab-stop:.75in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.75in;
text-indent:-.5in;}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level3
{mso-level-tab-stop:117.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:117.0pt;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:2.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoTitle" style="line-height: 200%;"><span style="font-family: Garamond;">BAB I<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: center; text-indent: 0in;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 19.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 41.4pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi (Akib, 2001:143). Menurut Soedjadi (Akib, 2001: 143) dewasa ini matematika sering dipandang sebagai bahasa ilmu, alat komunikasi antara ilmu dan ilmuwan serta merupakan alat analisis. Dengan demikian matematika menempatkan diri sebagai sarana strategis dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual.<a name='more'></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 41.4pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai peranan yang sangat penting sebab jenjang ini merupakan pondasi yang sangat menentukan dalam membentuk sikap, kecerdasan, dan kepribadian anak. Karena itu Mendikbud Wardiman Djojonegoro dalam sambutannya pada konferensi Matematika Asia Tenggara IV, mengemukakan bahwa pelajaran matematika yang diberikan terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan agar pada akhir setiap tahap pendidikan, peserta didik memiliki kemampuan tertentu bagi kehidupan selanjutnya. Namun kenyataan menunjukkan banyaknya keluhan dari murid tentang pelajaran matematika yang sulit, tidak menarik, dan membosankan. Keluhan ini secara langsung maupun tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada setiap jenjang pendidikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 41.4pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Meskipun upaya untuk mengatasi hasil belajar matematika yang rendah telah dilakukan oleh pemerintah. Seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku paket, peningkatan pengetahuan guru-guru melalui penataran, serta melakukan berbagai penelitian terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar matematika. Namun kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika masih jauh dari yang diharapkan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 41.4pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Pernyataan di atas didukung oleh kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika murid SDN 227 Larompong masih rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Hal ini antara lain dapat dilihat pada data perolehan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) murid SDN 227 Larompong Tahun Pelajaran 2001/2002 seperti yang disajikan dalam tabel berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 63.3pt; text-align: justify; text-indent: -63.3pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">TABEL 1. Perolehan NEM/Nilai UAS Murid SD 227 Larompong dari Tahun Pelajaran 1997/1998 sampai dengan Tahun Pelajaran 2001/2002<o:p></o:p></span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin-left: 4.8pt;"><tbody>
<tr style="page-break-inside: avoid;"> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0in 5.4pt; width: 26.4pt;" width="35"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">No<o:p></o:p></span></div></td> <td rowspan="2" style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 67.7pt;" width="90"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Tahun Pelajaran<o:p></o:p></span></div></td> <td colspan="5" style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 264.25pt;" valign="top" width="352"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Rata-rata NEM<o:p></o:p></span></div></td> <td rowspan="2" style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" width="74"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Rata-rata<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr style="page-break-inside: avoid;"> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 46.75pt;" valign="top" width="62"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">PPKN<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 75.3pt;" valign="top" width="100"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">B. Indonesia<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 64.95pt;" valign="top" width="87"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin: 0in -14.75pt 0.0001pt -15.25pt; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Matematika<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 39.85pt;" valign="top" width="53"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">IPA<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 37.4pt;" valign="top" width="50"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">IPS<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 26.4pt;" valign="top" width="35"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">1.<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 67.7pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">1997/1998<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 46.75pt;" valign="top" width="62"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,02<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 75.3pt;" valign="top" width="100"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,80<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 64.95pt;" valign="top" width="87"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,00<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 39.85pt;" valign="top" width="53"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,21<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 37.4pt;" valign="top" width="50"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,32<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,47<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 26.4pt;" valign="top" width="35"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">2.<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 67.7pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">1998/1999<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 46.75pt;" valign="top" width="62"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,19<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 75.3pt;" valign="top" width="100"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,92<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 64.95pt;" valign="top" width="87"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,57<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 39.85pt;" valign="top" width="53"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,97<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 37.4pt;" valign="top" width="50"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,82<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,89<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 26.4pt;" valign="top" width="35"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">3. <o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 67.7pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">1999/2000<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 46.75pt;" valign="top" width="62"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,58<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 75.3pt;" valign="top" width="100"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,01<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 64.95pt;" valign="top" width="87"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,69<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 39.85pt;" valign="top" width="53"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,95<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 37.4pt;" valign="top" width="50"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,80<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,00<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 26.4pt;" valign="top" width="35"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">4.<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 67.7pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">2000/2001<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 46.75pt;" valign="top" width="62"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,40<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 75.3pt;" valign="top" width="100"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,87<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 64.95pt;" valign="top" width="87"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,42<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 39.85pt;" valign="top" width="53"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,70<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 37.4pt;" valign="top" width="50"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,61<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,80<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 26.4pt;" valign="top" width="35"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">5.<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 67.7pt;" valign="top" width="90"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">2001/2002<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 46.75pt;" valign="top" width="62"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,57<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 75.3pt;" valign="top" width="100"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,05<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 64.95pt;" valign="top" width="87"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,72<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 39.85pt;" valign="top" width="53"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,96<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 37.4pt;" valign="top" width="50"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">6,86<o:p></o:p></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 55.35pt;" valign="top" width="74"><div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-left: 0in; text-align: center; text-indent: 0in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">7,03<o:p></o:p></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">(Sumber: Rekap NEM SDN 227 Larompong)<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 12pt 0in 0.0001pt 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 41.4pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa prestasi belajar matematika yang dicapai murid SDN 227 Larompong selalu paling rendah di antara lima bidang studi yang diebtanaskan. Selain itu penguasaan bahan ajar matematika oleh murid belum sesuai yang diharapkan. Sedangkan Usman Mulbar (Alwi, 2001:2) mengatakan bahwa pengajaran matematika sulit diikuti oleh murid. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran matematika sekolah hingga dewasa ini umumnya kurang berhasil.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 41.4pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika murid SD 227 Larompong, baik yang berasal dalam dalam diri murid itu sendiri maupun yang berasal dari luar diri murid. Faktor dari dalam diri murid misalnya, motivasi belajar, minat belajar, sikap terhadap matematika, serta kemampuan berfikir konvergen dan divergen. Sedangkan faktor yang berasal dari luar misalnya kemampuan guru dalam mengelola proses belajar, sarana belajar, dan lingkungan pendukung.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 41.4pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Berdasarkan kenyataan di atas, kiranya perlu diamati permasalahan mengenai kesulitan murid terhadap materi matematika, khususnya materi matematika sekolah dasar. Sesuai dengan materi yang tercantum dalam kurikulum matematika SD, maka konsep dasar berhitung yang perlu dikuasai murid antara lain: penguasaan operasi bilangan bulat dan operasi pecahan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 41.4pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Dalam kurikulum SD Tahun 1994 murid SD sudah mulai diperkenalkan dengan operasi pecahan pada Kelas III. Operasi pecahan biasa diajarkan di Kelas III Cawu 1, 2, 3, di Kelas IV Cawu 1, 2, 3, di Kelas V Cawu 2, dan di Kelas VI Cawu 1 dan 3. sedangkan pecahan desimal mulai diajarkan di Kelas IV Cawu 1, Kelas V Cawu 3 dan diperluas pada Kelas VI Cawu 2 dan 3. namun siswa dalam mempelajari operasi hitung bilangan pecahan murid masih nampak mengalami kesulitan. Misalnya pada pelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Dengan demikian murid akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan lain yang dikaitkan dengan topik tersebut. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dan penguasaan operasi hitung bilangan pecahan murid Kelas VI SDN 227 Larompong.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 12pt 0in 0.0001pt 19.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Pertanyaan Penelitian<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 34.5pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka pertanyaan penelitian sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 0.9pt; text-align: justify; text-indent: -0.9pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">“Seberapa besar tingkat penguasaan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan pecahan murid Kelas VI SDN 227 Larompong Tahun Pelajaran 2002/2003?”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 12pt 0in 0.0001pt 19.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Tujuan Penelitian<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 34.5pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dirumuskan di atas, yaitu: Untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang tingkat penguasaan murid Kelas VI SDN 227 Larompong pada operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan Tahun Pelajaran 2002/2003.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin: 12pt 0in 0.0001pt 19.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Manfaat Hasil Penelitian<o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 1.5pt; text-align: justify; text-indent: 46.5pt;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 16.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Informasi tentang tingkat penguasaan murid Kelas VI SDN 227 Larompong terhadap masing-masing operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian) bilangan pecahan dapat dijadikan masukan atau sebagai tolok ukur para guru matematika di sekolah agar dapat mempertahankan atau mencari alternatif lain pada proses pembelajaran yang digunakan selama ini, khususnya pada materi operasi hitung bilangan pecahan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 16.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Sebagai masukan bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya guru yang mengajarkan matematika dalam usaha meningkatkan prsetasi belajar matematika pada umumnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 16.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Sebagai bahan informasi awal bagi peneliti lain yang berminat meneliti hal yang sama atau melanjutkan penelitian ini dengan cakupan yang lebih luas, baik tentang masalah yang diteliti maupun tentang subjek penelitian.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 16.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;">Sebagai media belajar bagi penulis untuk menyatakan serta menyusun buah pikiran secara tertulis dan sistematis dalam bentuk karya ilmiah.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 16.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;"></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 16.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;"></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 16.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span dir="LTR"><span lang="EN-GB" style="font-family: Garamond;"><o:p><a href="http://www.ziddu.com/download/9353416/pendidikan017.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a></o:p></span></span></div>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-25569044449373310132010-04-07T22:19:00.000-07:002010-11-19T05:56:46.751-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 016<b>PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA <br />
SISWA KELAS VII SMP </b><br />
<br />
<link href="file:///C:%5CUsers%5CHardcore%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CUsers%5CHardcore%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_editdata.mso" rel="Edit-Time-Data"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:SimSun;
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-alt:宋体;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
@font-face
{font-family:"\@SimSun";
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText
{mso-style-noshow:yes;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-language:EN-US;}
span.MsoFootnoteReference
{mso-style-noshow:yes;
vertical-align:super;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1877428174;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:2027221804 67698709 -1055764316 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:alpha-upper;
mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level2
{mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:1.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l0:level4
{mso-level-tab-stop:2.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:2.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:3.0in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
@list l0:level7
{mso-level-tab-stop:3.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:4.0in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:4.5in;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
-->
</style> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span style="position: relative; z-index: 1;"><span style="height: 36px; left: 540px; position: absolute; top: -108px; width: 24px;"><img height="36" src="file:///C:/Users/Hardcore/AppData/Local/Temp/msohtml1/01/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_s1026" width="24" /></span></span><b>BAB I <o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b>PENDAHULUAN <o:p></o:p></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>Latar Belakang Masalah <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan yang sedang dihadapi oleh bangsa <st1:country-region><st1:place>Indonesia</st1:place></st1:country-region> sekarang ini. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Dengan berbagai usaha ini ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.<br />
<a name='more'></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Peran serta warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat kurang, partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering terabaikan, padahal terjadi atau tidak terjadinya perubahan di sekolah sangat tergantung pada para gurunya. Oleh karena itu guru dan masyarakat sekolah harus memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan program-program sekolah. Guru perlu memahami bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas mempunyai pengaruh, baik positif maupun negatif terhadap motivasi siswa, cara guru menyajikan pelajaran, bagaimana kegiatan belajar dikelola di kelas, cara guru berintekrasi dengan siswa kiranya dilakukan oleh guru secara terencana dengan perbaikan dan perubahan baik dalam metode, manajemen sekolah yang terus dilakukan diharapkan dapat meningkatkan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kegiatan pembelajaran di sekolah biasanya hanya menenkankan pada transformasi <i>informasi faktual</i> dan pengembangan penalaran yaitu pemikiran logis menuju pencapaian satu jawaban benar atau salah. Menurut Gagne “Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai”<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></a> dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran memerlukan banyak pengetahuan dalam mengarahkan dan menyampaikan informasi agar tidak menimbulkan suatu kesalahan antara orang tua, guru dan siswa. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tujuan pembelajaran matematika kepada siswa akan tercapai bila faktor-faktor pendukungnya dioptimalkan dengan faktor penghambatnya diminimalisir. Hambatan-hambatan tersebut seyogyanya bisa diatasi sendiri oleh siswa. Salah satu cara untuk mengatasi hambatan-hambatan fisiologis menurut hasil penyelidikan dan Ziger, Paw Lazarsfeld, Netschareffe, Else Liefmann, S. Holingworth, Baldwin yang dikutip oleh Ch. Buhler bahwa “Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[2]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pekerjaan mendidik dan melatih harus dimulai pada masa bayi, oleh karena pada saat itu pikirannya paling mudah diajar dan pelajaran-pelajaran yang diberikan akan diingat, oleh karena itu di atas bahu semua orang tua terdapat tanggung jawab untuk memberikan pendidikan jasmani, mental, dan rohani. Orang tua harus mengetahui bahwa rumah tangga adalah sebuah sekolah latihan. Tempat mendapat pendidikan yang pertama yang harus diterima anak-anak pada tahun-tahun permulaan pada kehidupan mereka, mengajar mereka untuk menjadi baik hati, sabar dan untuk memikirkan kepentingan orang lain. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">“Janganlah pendidikan rumah tangga dianggap sebagai soal yang remeh. Ini menempati tempat yang utama di dalam segala pendidikan yang benar. <st1:place>Para</st1:place> ibu dan bapak telah dipercayakan satu tugas untuk membentuk pikiran anak-anak mereka”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[3]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pekerjaan orang tua mendahului pekerjaan guru mereka mempunyai sekolah rumah tangga kelas pertama, untuk mempersiapkan anak-anak untuk memasuki kelas dua, yaitu untuk menerima petunjuk-petunjuk dari guru. Oleh karena itu guru dan orang tua memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan program-program sekolah dan menjamin mutu semua aspek penyelenggaraan dan hasil pendidikan. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Setelah anak mulai duduk dibangku sekolah, peran orang tua tidak dapat dilepaskan. Sikap orang tua corak hubungan yang terjadi antara orang tua dan anak serta bagaimana perhatian orang tua terhadap sekolah, maka semua ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar anak. Menurut Piaget bahwa : <i>“Anak-anak dalam rentang usia 7-11 tahun baru mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkrit</i>”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[4]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Perhatian kepada anak bukan hanya pemberian makanan, minuman, pakaian tetapi juga yang lebih penting lagi adalah pemberian kasih sayang orang tua yang penuh dan sabar dalam mendampingi anaknya sehari-hari. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Keberhasilan belajar anak sangat ditentukan oleh dorongan atau bimbingan belajar dari orang tua. Karena dorongan ini dapat mempengaruhi anak secara langsung. Dengan demikian apabila orang tua memberikan dorongan kepada anaknya, sekalipun keluarga tersebut dari keluarga miskin akan tetapi menghasilkan efek yang positif terhadap anak dalam pendidikannya. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Anak selalu berkembang baik fisik maupun mentalnya jika pertumbuhan fisik anak dapat dilihat dari besar tubuh dan tinggi tubuh anak, namun dilihat dari perkembangan anak (jiwa) anak terlihat dari keinginan serta kemampuan anak dalam bersikap sesuatu. Apalagi diera modernisasi ini pengaruh yang masuk atau yang dialami anak sangat besar ditambah dengan kemajuan dunia media baik media cetak atau media elektronik begitu cepatnya mengelilingi kehidupan anak, sehingga jika orang tua lengah dalam menyingkapi keadaan ini maka anaknya akan begitu saja cepat menerima sesuatu budaya atau ajaran dari luar. Tidak semua ajaran dari luar itu buruk dan tidak semua ajaran dari luar itu baik. Sebagai bangsa yang terkenal dengan budi pekerti yang luhur sebaiknya orang tua jangan bosan-bosan untuk selalu mengibarkan dan selalu mencontohkan budi pekerti yang sesuai dengan kehidupan bangsa kita. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Matematika mencakup beberapa operasi hitungan secara pecahan, penjumlahan, pengurangan, serta pembagian. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Maka sering kali kita mendengar bahwa matematika itu sulit, padahal kesulitan itu bisa diatasi apabila didukung dengan banyaknya latihan dirumah, mungkin bukan hanya matematika saja yang perlu latihan di rumah pada pelajaran lain pun sama. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Segala problem atau masalah anak yang merasa ada kesulitan terhadap penyelesaian pada pelajaran matematika dapat diatasi dengan bimbingan dan perhatian dari orang tua. Orang tua harus selalu menyediakan waktu untuk menyelesaikan masalah anak, sehingga anak terbimbing dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami dalam pelajaran. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, membuat satu konsep bahwa “Kecerdasan emosional” dianggap akan dapat membantu siswa dalam mengatasi hambatan-hambatan psikologis yang ditemuinya dalam belajar. Menurutnya kecerdasan emosional adalah “Kemampuan merasakan, memahami dan secara eefktif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, <i>koneksi</i>, dan pengaruh manusiawi”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">[5]</span></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Kecerdasan emosional yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, karena emosi memancing tindakan seorang terhadap apa yang dihadapinya. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pembelajaran matematika merupakan pengembangan pikiran yang rasional bagaimana kita dapat mereflesikan dalam kehidupan sehari-hari. Dari alasan tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi hasil belajar matematik. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>Identifikasi Masalah <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Memahami latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Apakah siswa yang memiliki kecerdasan emosional stabil dapat mempengaruhi hasil belajar matematika ?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Apakah siswa yang memiliki kecerdasan emosional labil dapat mepengaruhi prestasi belajar matematika ? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Apakah lingkungan siswa di sekolah dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika ? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Apakah siswa yang memiliki keinginan untuk berprestasi dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika ? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Apakah ada hubungan motivasi terhadap siswa yang memiliki kecerdasan emosional labil dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika ? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional yang dimiliki siswa dengan hasil belajar matematika ? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar matematika ? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>Pembatasan Masalah <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dari permasalahan yang ada, maka kami membatasi pengkajian pada pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar matematika kelas VII SLTP Advent VII Jakarta. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Hasil yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh dari evaluasi siswa dalam pelajaran matematika setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama satu semester. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>Perumusan Masalah <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Berdasarkan uraian diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut : </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">“Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar matematika” ? </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>E.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>Tujuan Penelitian<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menjelaskan bahwa tujuan penelitian ini adalah : </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Menerapkan konsep ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan di STKIP “Kusuma Negara” </span><st1:city><st1:place>Jakarta</st1:place></st1:city>, khususnya tentang ilmu matematika. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR">Untuk mengetahui sampai sejauh manakah pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar matematika dalam kaitannya dalam peningkatan mutu pendidikan di SMP Advent VII </span><st1:city><st1:place>Jakarta</st1:place></st1:city>. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><b>F.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>Manfaat Penelitian <o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori di bidang pendidikan khususnya mata pelajaran matematika di SMP. </div><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Secara praktis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi para guru matematika khususnya di SMP Advent VII Jakarta dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pengajaran dengan senantiasa memperhatikan kecerdasan emosional siswa guna meningkatkan prestasi belajar. </span> <br />
<div><br />
<hr align="left" size="1" width="33%" /><div id="ftn1"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[1]</span></span></span></a> Depdikbud, Dirjen, Dikdasmen 1998. <i>Belajar dan pembelajaran 1, </i><st1:city><st1:place>Jakarta</st1:place></st1:city> hal 10.</div></div><div id="ftn2"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[2]</span></span></span></a> <i>Psikologi Pendidikan,</i> Sumadi Suryabrata. hal 251. </div></div><div id="ftn3"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[3]</span></span></span></a> Ellen G. White, <i>mendidik dan membimbing anak. </i>hal 18.</div></div><div id="ftn4"><div class="MsoFootnoteText"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[4]</span></span></span></a> Muhidin Syah. 2002. <i>Psikologi Belajar. </i><st1:city><st1:place>Jakarta</st1:place></st1:city> : PT. Raja Grafindo Persada. hal 33.</div></div><div id="ftn5"><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9pt; text-indent: -9pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8087004691033531457#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 10pt;">[5]</span></span></span></a> Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, 2001. <i>Executif Eq ; Kecerdasan emosional. </i>Terjemahan Alex Tri Kantjono. <st1:city><st1:place>Jakarta</st1:place></st1:city>, Gramedia. Pustaka Utama. hal. xv. </div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9pt; text-indent: -9pt;"><br />
</div><div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 9pt; text-indent: -9pt;"><a href="http://www.ziddu.com/download/9353356/pendidikan016.zip.html"><b><span style="font-size: large;">download bab selanjutnya disini</span></b></a> </div></div></div> <b><br />
</b>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-28696129464742558312010-04-07T22:06:00.000-07:002010-11-19T05:59:37.067-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 015<b>REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL <br />
(sebuah kajian Sosiopragmatik) </b><br />
<br />
BAB 1<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
1.1. Latar Belakang<br />
<br />
Mendengar kata pedagang asongan, supir, kondektur, dan calo mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Pedagang asongan adalah para pedagang yang biasa menjajakan dagangannya di sekitar terminal dan di dalam bus-bus. Mereka selalu berupaya untuk menarik pembeli agar membeli dagangannya, yang kadang juga suka terlihat agak memaksa. Supir adalah para pengemudi bus atau angkot yang selalu terlihat di lingkungan terminal. Kondektur adalah orang yang membantu supir untuk menarik penumpang ke dalam angkot atau bus, sedangkan calo adalah perantara atau reseller. Kata calo kadang bersifat negatif karena apa yang calo lakukan adalah menggunakan kesempitan orang menjadi suatu kesempatan. Calo juga identik dengan preman atau penguasa daerah tertentu yang sudah menjadi objek pencariannya.<br />
<a name='more'></a><br />
Di lingkungan terminal, kita terkadang sering mendengar pembicaraan yang diucapkan oleh pedagang asongan, supir, kondektur, dan para calo yang sering mengucapkan kata-kata kasar. Penulis sendiri pernah melihat bagaimana para supir angkot atau bus dengan wajah ‘terpaksa’ memberi sejumlah persenan kepada calo. Mungkin bagi sebagian orang hal yang dilakukan para calo itu biasa saja, sehingga mereka pantas menerima sejumlah uang.<br />
Lalu apa yang akan terjadi jika para supir dan kondektur tersebut tidak memberikan uang yang tidak sesuai dengan keinginan para calo. Yang terjadi selanjutnya adalah teriakan kata-kata makian atau kata-kata kasar (sarkasme) yang keluar dari mulut calo tersebut kepada supir dan kondektur. Sarkasme yang keluar dari mulut calo-calo itu biasanya adalah nama-nama binatang seperti ‘anjing’, ‘monyet’, ‘babi’ dan sebagainya. Jika supir tidak menerima perkataan yang dilontarkan calo kadang-kadang mereka pun membalas dengan makian yang lebih kasar, sehingga sering terjadi “adu mulut” antara para calo, supir, dan kondektur. Hal ini juga sering diikuti oleh pedagang asongan yang sering menambah suasana menjadi ricuh.<br />
Salah satu fenomena kebahasaan yang penulis dapatkan adalah tuturan yang diucapkan oleh salah satu calo dan supir angkot di terminal Cicaheum :<br />
Supir : “Yeuh duitna, dua rebu nya?”<br />
Calo : “ Anjing maneh mah ngan sakieu!”<br />
Supir : “ Terus mentana sabaraha? Urang ge can nyetor, teu boga duit sia!”<br />
Calo : “ Mbung nyaho aing mah, sarebu deui atuh!”<br />
Supir : “ Lebok tah duitna, blegug maneh mah!”<br />
Calo : “Eh…dasar supir monyet”.<br />
<br />
Fenomena kebahasaan di atas adalah penggalan beberapa kalimat realisasi kesantunan berbahasa yang diucapkan oleh calo dan supir angkot di terminal Cicaheum. Penulis akan meneliti fenomena kebahasaan yang terjadi pada tiga bahasa, yaitu bahasa Sunda, bahasa Jawa (Cirebon), dan bahasa Indonesia. Banyak hal yang membuat kata-kata kasar keluar dari pemakainya. Sarkasme itu sendiri kadang bisa memancing kemarahan orang yang dituju, tapi kadang juga tidak berpengaruh karena itu sudah menjadi hal yang lumrah untuk keduanya.<br />
Dilihat dari sudut penuturnya, bahasa itu berfungsi personal atau pribadi (Halliday 1973; Finnocchiaro 1974; Jakobson 1960 menyebutkan fungsi emotif). Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah, atau gembira.<br />
Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar (Finnocchiaro 1974; Halliday 1973 menyebutkan fungsi instrumental; dan Jakobson 1960 menyebutkan fungsi retorikal). Disini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimaui si pembicara. Hal ini dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, imbauan, permintaan maupun rayuan.<br />
Bila dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar maka bahasa disini berfungsi fatik (Jakobson 1960; Finnocchiaro 1974 menyebutkan interpersonal; dan Halliday 1973 menyebutkan interactional), yaitu fungsi menjadi hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas nasional.<br />
Dalam masyarakat, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi sangat beragam. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena interaksi sosial yang mereka lakukan beragam.<br />
Menurut Moeliono (1980:17), mengikuti Quirk, Grenbaum, Leech, Svarvik (1972), ditinjau dari sudut pandangan penutur, ragam dapat diperinci menurut patokan daerah, pendidikan, dan sikap penutur.<br />
Sarkasme adalah sejenis majas yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas dengan menyakiti hati (Purwadarminta dalam Tarigan, 1990:92). Apabila dibandingkan dengan ironi dan sinisme, maka sarkasme ini lebih kasar. Menurut Badudu (1975:78), sarkasme adalah gaya sindiran terkasar. Memaki orang dengan kata-kata kasar dan tak sopan di telinga. Biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.<br />
Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti aktivitas sosial lainnya, kegiatan bahasa bisa terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan bicaranya. Setiap peserta tindak ucap bertanggung jawab terhadap tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam interaksi sosial itu (Alan dalam Wijana, 2004:28).<br />
Di dalam berbahasa juga terdapat etika komunikasi, dan di dalam etika komunikasi itu sendiri terdapat moral. Moral mempunyai pengertian yang sama dengan kesusilaan yang memuat ajaran tentang baik dan buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan itu dinilai sebagai perbuatan yang baik atau buruk (Burhanudin Salam, 2001:102).<br />
Etika juga bisa diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana yang jahat. Etika sendiri juga sering digunakan dengan kata moral, susila, budi pekerti dan akhlak (Burhanudin Salam, 2001:102).<br />
Sementara itu, secara sederhana Prof. I. R. Poedjowijatna (1986), mengatakan bahwa sasaran etika khusus kepada tindakan-tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal banyak yang tidak mengandung etika.<br />
Dalam berkomunikasi, tidak akan pernah lepas dengan adanya pola berbahasa yang diucapkan kasar, baik berupa olok-olok atau sindiran yang menyakitkan hati. Seperti tuturan yang diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur tidak mengandung unsur kesantunan berbahasa. Misal, mudah marah, kata-katanya kasar, dan bersifat memaksa saat meminta uang karena mereka merasa penguasa tempat tersebut.<br />
Suparno menjelaskan dalam artikelnya, bahwa ragam bahasa yang tidak santun ini menjadi hal yang lazim diucapkan. Sarkasisasi tersebut justru menjadikan keakraban tanpa sekat strata, sehingga mereka yang menggunakan ragam bahasa tersebut dapat menikmatinya dengan senang dan bangga hati.<br />
Fenomena kebahasaan ini tentu saja menarik untuk diteliti karena dapat menambah wawasan keilmuan linguistik saat ini. Penulis memilih analisis kesantunan berbahasa pada tuturan orang-orang penghuni terminal berdasarkan pertimbangan bahwa; ragam bahasa yang kasar kerap kali menjadi instrumen komunikasi dalam pergaulan sebagian masyarakat Indonesia. Baik kalangan yang berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan, karena penelitian mengenai kesantunan berbahasa ini masih jarang dilakukan, maka penulis tertarik untuk menelitinya. Sepengetahuan penulis, ada beberapa yang sudah meneliti tentang kekasaran berbahasa, diantaranya Ai Sulastri (2004) dengan judul ‘Gejala Disfemisme (Bentuk Pengasaran) Dalam Bahasa Indonesia’. Hasil penelitian ini adalah ternyata banyak sekali kekasaran berbahasa dalam bahasa Indonesia. Para pemakai bahasa kasar ini pun semakin merasa nyaman dengan apa yang mereka lontarkan. Selain Ai Sulastri juga ada Lela Febrianti (2006), dengan judul ‘Sarkasme Pada Film Anak-anak’. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa bentuk kekasaran berbahasa tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, tetapi sudah menjalar ke anak-anak dengan ditayangkannya film anak-anak yang bahasanya terkadang kasar.<br />
Dari beberapa sumber yang disebutkan itu, dapat diketahui bahwa penelitian tentang ‘Realisasi Kesantunan Berbahasa di Lingkungan Terminal’ belum dilakukan secara khusus. Untuk itu, melalui penelitian ini akan dicoba melakukan telaah terhadap tuturan para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur di lingkungan terminal yang mengandung kekasaran berbahasa dengan memperhatikan tuturan yang dilakukan oleh mereka.<br />
<br />
1. 2. Identifikasi Masalah<br />
Hal-hal yang diidentifikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />
1. wujud ragam bahasa yang dipakai oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur;<br />
2. bahasa yang diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur banyak yang tidak santun;<br />
3. ragam bahasa yang tidak sepantasnya diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur dan;<br />
4. penyimpangan-penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur.<br />
<br />
1. 3. Batasan Masalah .<br />
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya terbatas pada hal-hal sebagai berikut:<br />
1. tuturan para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur yang tidak mengandung kesantunan;<br />
2. ragam bahasa yang tidak sepantasnya diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur;<br />
3. calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur yang dituju adalah yang ada di terminal angkot/bus dan;<br />
4. penyimpangan-penyimpangan prinsip kesopanan yag diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur di terminal angkot/bus.<br />
<br />
1. 4. Rumusan Masalah:<br />
1. Bagaimana realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal?<br />
2. Apa sajakah ujud ragam bahasa yang tidak santun yang diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur?<br />
3. Bagaimana penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur?<br />
4. Bagaimana persepsi penyimak bahasa yang berasal dari luar lingkungan terminal terhadap realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal?<br />
<br />
1. 5. Tujuan<br />
Tujuan penelitian ini adalah:<br />
1. mendeskripsikan kesantunan berbahasa oleh para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur di lingkungan terminal;<br />
2. untuk mencari tahu ragam bahasa yang digunakan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur di lingkungan terminal;<br />
3. mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur di lingkungan terminal dan;<br />
4. mengetahui persepsi penyimak bahasa di luar lingkungan terminal terhadap kesantunan berbahasa para calo, pedagang asongan, supir, dan kndektur.<br />
<br />
1. 6. Manfaat Penelitian<br />
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.<br />
1. Untuk kajian linguistik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya data tentang penelitian bahasa-bahasa kasar.<br />
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendokumetasikan nilai-nilai kesantunan yang dituturkan di lingkungan terminal.<br />
<br />
1. 7. Definisi Operasional<br />
1. Lingkungan terminal adalah tuturan sarkasme antara calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur yang terjadi di terminal Cicaheum Bandung dan terminal Harjamukti Cirebon.<br />
2. Calo adalah orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya dalam mencari penumpang di lingkungan terminal yang menuturkan tuturan sarkasme.<br />
3. Pedagang asongan adalah orang yang biasa menjajakan dagangannya di lingkungan terminal terutama di dalam bus yang menuturkan tuturan sarkasme.<br />
4. Supir adalah orang yang mengemudikan kendaraan angkot/bus yang ada di lingkungan terminal yang menuturkan sarkame.<br />
5. Kondektur adalah orang yang membantu supir untuk menarik penumpang di lingkungan terminal yang menuturkan sarkasme.<br />
6. Gaya bahasa sarkame adalah gaya bahasa yang memuat kata-kata kasar, olok-olok, atau sindiran pedas yang menyakitkan hati.<br />
7. Realisasi kesantunan berbahasa adalah proses menjadikan bahasa yang halus, baik, dan sopan.<br />
8. Prinsip sopan santun adalah prinsip yang terdapat dalam ilmu Pragmatik yang di dalamnya terdapat enam maksim yaitu, maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian oleh Leech.<br />
9. Sosiopragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji bahasa dengan pendekatan sosial dan pragmatik<br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/%20%09%20http://www.ziddu.com/download/9353190/pendidikan015.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-64679810191055989662010-04-07T21:55:00.000-07:002010-11-19T06:12:25.671-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 014HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEMESTER<br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
1.1 Latar Belakang<br />
<br />
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,<br />
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar<br />
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi<br />
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,<br />
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,<br />
masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003: 3).<br />
<a name='more'></a><br />
Penyempurnaan kurikulum harus mengacu pada undang-undang tersebut.<br />
Kurikulum 2004 bertujuan untuk mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi<br />
pendidikan yang dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi<br />
manusia Indonesia seutuhnya. Dalam kurikulum ini diberlakukan standar nasional<br />
pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses dan kompetensi lulusan<br />
(Depdiknas, 2003: 3).<br />
Matematika disebut sebagai ratunya ilmu. Jadi matematika merupakan kunci<br />
utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah. Tujuan dari<br />
pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah<br />
menekankan pada penataan nalar dan pembentukan kepribadian (sikap) siswa agar<br />
dapat menerapkan atau menggunakan matematika dalam kehidupannya (Soedjadi,<br />
2000: 42). Dengan demikian matematika menjadi mata pelajaran yang sangat<br />
penting dalam pendidikan dan wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan.<br />
Setiap individu mempunyai pandangan yang berbeda tentang pelajaran<br />
matematika. Ada yang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang<br />
menyenangkan dan ada juga yang memandang matematika sebagai pelajaran yang<br />
sulit. Bagi yang menganggap matematika menyenangkan maka akan tumbuh<br />
motivasi dalam diri individu tersebut untuk mempelajari matematika dan optimis<br />
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat menantang dalam pelajaran<br />
matematika. Sebaliknya, bagi yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang<br />
sulit, maka individu tersebut akan bersikap pesimis dalam menyelesaikan masalah<br />
matematika dan kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Sikap-sikap tersebut<br />
tentunya akan mempengaruhi hasil yang akan mereka capai dalam belajar.<br />
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor<br />
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi intelegensi, motivasi,<br />
kebiasaan, kecemasan, minat, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi<br />
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, keadaan sosial<br />
ekonomi, dan sebagainya (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 138).<br />
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan tentang kaitan beberapa faktor<br />
internal pada diri siswa dengan hasil yang dicapai oleh siswa. Faktor-faktor internal<br />
tersebut diantaranya adalah faktor intelektif yaitu kecerdasan siswa dan faktor non<br />
intelektif yaitu motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar siswa.<br />
Faktor intelektif (kecerdasan) mempunyai pengaruh yang cukup jelas dalam<br />
hal pencapaian hasil belajar. Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang<br />
relatif tinggi cenderung lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan<br />
seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif rendah. Namun demikian,<br />
faktor kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan prestasi yang<br />
akan dicapai siswa.<br />
Faktor non intelektif diantaranya adalah motivasi dan kebiasaan. Motivasi<br />
merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar guna mencapai prestasi<br />
yang diharapkan. Ini dikarenakan motivasi merupakan pendorong dan penggerak<br />
individu yang dapat menimbulkan dan memberikan arah bagi individu untuk<br />
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuannya. Standar nilai baik<br />
nilai ketuntasan belajar maupun kelulusan yang ditetapkan secara nasional yang<br />
harus dicapai oleh siswa dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan<br />
berprestasi. Serta membuat siswa tertuntut untuk mengubah kebiasaan belajarnya<br />
ke arah yang lebih baik.<br />
Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa yang<br />
bersifat teratur dan otomatis. Kebiasaan bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan<br />
kebiasaan itu dapat dibentuk oleh siswa sendiri serta lingkungan pendukungnya.<br />
Suatu tuntutan atau tekad serta cita-cita yang ingin dicapai dapat mendorong<br />
seseorang untuk membiasakan dirinya melakukan sesuatu agar apa yang<br />
diinginkannya tercapai dengan baik. Kebiasaan belajar yang baik akan dapat<br />
meningkatkan prestasi belajar siswa, sebaliknya kebiasaan belajar yang tidak baik<br />
cenderung menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi rendah.<br />
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru bidang studi<br />
matematika, motivasi siswa kelas X pada tahun ajaran 2005/2006 yang sekarang menjadi kelas XI pada tahun ajaran 2006/2007 dalam belajar matematika secara<br />
umum relatif rendah. Hal ini terlihat dalam hal pengerjaan tugas, jika tidak ada<br />
konsekuensi tugas harus dikumpul maka hanya sebagian kecil saja siswa yang<br />
mengerjakan tugas tersebut. Keadaan tersebut menjadi kebiasaan yang kurang baik<br />
pada diri siswa dalam belajar. Pada kegiatan proses belajar mengajar motivasi siswa<br />
cenderung meningkat apabila mereka diminta mengerjakan tugas yang mereka bisa,<br />
namun akan terjadi hal sebaliknya bila tugas yang diberikan terasa sulit. Adapun<br />
respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergantung dengan metode yang<br />
digunakan oleh guru. Sementara itu, hasil ujian blok bersama yang diadakan pada<br />
akhir tahun ajaran 2005/2006 menunjukkan tentang ketuntasan belajar matematika<br />
siswa yaitu 70% dari siswa kelas X tahun ajaran 2005/2006 tuntas dan 30% belum<br />
tuntas, sedangkan kriteria keberhasilan adalah 85 % siswa tuntas dalam belajar.<br />
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang<br />
‘Hubungan Antara Tingkat Kecerdasan, Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan<br />
Belajar Matematika Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Semester<br />
1 Kelas XI IPA A SMA Negeri 6 Kota Bengkulu’.<br />
<br />
1.2 Rumusan Masalah<br />
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan pokok dalam<br />
penelitian ini adalah :<br />
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan siswa dengan<br />
prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri 6<br />
kota Bengkulu?<br />
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa<br />
dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA<br />
Negeri 6 kota Bengkulu?<br />
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar matematika<br />
siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A<br />
SMA Negeri 6 kota Bengkulu?<br />
4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan, motivasi<br />
berprestasi dan kebiasaan belajar matematika siswa dengan prestasi belajar<br />
matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu?<br />
<br />
1.3 Tujuan Penelitian<br />
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :<br />
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat<br />
kecerdasan siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI<br />
IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu.<br />
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara motivasi<br />
berprestasi siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI<br />
IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu.<br />
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kebiasaan<br />
belajar matematika siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1<br />
kelas XI IPA A SMA Negeri 6 kota Bengkulu.<br />
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat<br />
kecerdasan, motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar matematika siswa dengan prestasi belajar matematika siswa semester 1 kelas XI IPA A SMA<br />
Negeri 6 kota Bengkulu.<br />
1.4 Manfaat Penelitian<br />
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :<br />
1. Sumbangan bagi guru matematika tentang hubungan tingkat kecerdasan,<br />
motivasi berprestasi, kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar<br />
matematika siswa.<br />
2. Memberikan masukan bagi siswa agar termotivasi untuk belajar matematika<br />
dan meningkatkan prestasinya serta mendorong siswa untuk membentuk<br />
kebiasaan belajar matematika yang lebih baik.<br />
3. Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan tingkat kecerdasan,<br />
motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar matematika dengan prestasi belajar<br />
matematika.<br />
1.5 Batasan Istilah<br />
1. Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,<br />
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.<br />
2. Motivasi berprestasi adalah rangkaian dorongan yang menggerakkan seseorang<br />
untuk melakukan keinginan yang dilandasi adanya tujuan mencapai prestasi<br />
yang baik.<br />
3. Kebiasaan belajar matematika adalah cara belajar matematika yang telah<br />
dilakukan secara rutin dan berulang-ulang yang bersifat teratur dan seragam<br />
serta tetap dengan sendirinya.<br />
<br />
4. Prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah<br />
mengalami proses belajar mengajar matematika yang dinyatakan dalam hasil<br />
tes.<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9353088/pendidikan014.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-13533780065931628192010-04-07T21:38:00.000-07:002010-11-19T06:29:03.796-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 013<b>KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA OLEH SISWA KELAS I SMPN </b><br />
<br />
<link href="file:///C:%5CUsers%5CHardcore%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype downloadurl="http://www.5iantlavalamp.com/" name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:SimSun;
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-alt:宋体;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
@font-face
{font-family:"\@SimSun";
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-language:EN-US;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:499854765;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-298969222 346614060 -420460670 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-text:"%1\)";
mso-level-tab-stop:42.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:42.0pt;
text-indent:-.25in;
mso-ansi-language:IT;}
@list l0:level2
{mso-level-text:"%2\)";
mso-level-tab-stop:117.0pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:117.0pt;
text-indent:-57.0pt;
mso-ansi-language:IT;}
@list l1
{mso-list-id:1243611362;
mso-list-template-ids:341450030;}
@list l1:level1
{mso-level-text:%1;
mso-level-tab-stop:.25in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.25in;
text-indent:-.25in;}
@list l1:level2
{mso-level-start-at:3;
mso-level-text:"%1\.%2";
mso-level-tab-stop:.25in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.25in;
text-indent:-.25in;}
@list l1:level3
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3";
mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.5in;
text-indent:-.5in;}
@list l1:level4
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4";
mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.5in;
text-indent:-.5in;}
@list l1:level5
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5";
mso-level-tab-stop:.75in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.75in;
text-indent:-.75in;}
@list l1:level6
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5\.%6";
mso-level-tab-stop:.75in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.75in;
text-indent:-.75in;}
@list l1:level7
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5\.%6\.%7";
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:1.0in;
text-indent:-1.0in;}
@list l1:level8
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5\.%6\.%7\.%8";
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:1.0in;
text-indent:-1.0in;}
@list l1:level9
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5\.%6\.%7\.%8\.%9";
mso-level-tab-stop:1.25in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:1.25in;
text-indent:-1.25in;}
@list l2
{mso-list-id:1571427948;
mso-list-template-ids:-816695474;}
@list l2:level1
{mso-level-text:%1;
mso-level-tab-stop:.25in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.25in;
text-indent:-.25in;}
@list l2:level2
{mso-level-text:"%1\.%2";
mso-level-tab-stop:.25in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.25in;
text-indent:-.25in;}
@list l2:level3
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3";
mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.5in;
text-indent:-.5in;}
@list l2:level4
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4";
mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.5in;
text-indent:-.5in;}
@list l2:level5
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5";
mso-level-tab-stop:.75in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.75in;
text-indent:-.75in;}
@list l2:level6
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5\.%6";
mso-level-tab-stop:.75in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.75in;
text-indent:-.75in;}
@list l2:level7
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5\.%6\.%7";
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:1.0in;
text-indent:-1.0in;}
@list l2:level8
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5\.%6\.%7\.%8";
mso-level-tab-stop:1.0in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:1.0in;
text-indent:-1.0in;}
@list l2:level9
{mso-level-text:"%1\.%2\.%3\.%4\.%5\.%6\.%7\.%8\.%9";
mso-level-tab-stop:1.25in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:1.25in;
text-indent:-1.25in;}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
-->
</style> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="text-transform: uppercase;">BAB I<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="text-transform: uppercase;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><b><span style="text-transform: uppercase;">1.1<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"><b> Latar Belakang dan Masalah<span style="text-transform: uppercase;"><o:p></o:p></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Kemampuan berbahasa dalam KBK mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan berbahasa ini berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa agar benar-benar memenuhi fungsinya.<br />
<a name='more'></a><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa <st1:country-region><st1:place>Indonesia</st1:place></st1:country-region> yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Depdiknas (2003:6-7), <span lang="IT">mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="IT">menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="IT">memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">5)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">6)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="IT">menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia indonesia (Sic).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna (Tarigan, 1986:10). Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis. Kemudian, Crimmon (dalam Kurniawan 2006:122) mengatakan bahwa <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 41.95pt; text-align: justify;"><span lang="SV">menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. </span><span lang="IT">Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. </span><span lang="SV">Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="SV">Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. </span><span lang="IT">Dengan penguasaan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Asumsinya, pengungkapan tersebut merupakan peresapan, pemahaman, dan tanggapan siswa terhadap berbagai hal yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, segala informasi, ilmu pengetahuan, dan berbagai kecakapan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran tidak akan sekedar menjadi hafalan yang mudah dilupakan sesaat setelah siswa menjalani tes. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="IT">Tujuan pembelajaran menulis belum dicapai secara maksimal oleh siswa. Menurut Trimantara (2005:1), penyebab terhadap tidak tercapainya tujuan pembelajaran menulis meliputi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akibat rendahnya minat baca;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa<i>, </i>seperti penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat dengan struktur yang benar, sampai penyusunan paragraf;<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">kesulitan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa; serta <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 60pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="IT">4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span lang="SV">ketiadaan atau keterbatasan media pembelajaran menulis yang efektif. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="SV">Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Purwo (1990:166-171) mengatakan kegiatan pengembangan pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mareka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="SV">Tes kemampuan menulis dapat divariasikan dalam berbagai bentuk tulisan. Tekniknya dapat disajikan data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bagan. Dari data-data itu, siswa diminta untuk menulis sebuah karangan. Melalui kegiatan inilah kemampuan komunikatif siswa diukur secara terintegrasi (Mahmud, 2003:14). <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="SV">Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan karangan narasi akan membantu siswa untuk menceritakan kembali sesuatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Penelitian ini mencoba mengukur kemampuan menulis siswa melalui<b> ”</b>Kemampuan Mengembangkan Karangan Narasi Berdasarkan Teks Wawancara oleh Siswa Kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya”. Adapun tujuan utamanya adalah mendeskripsikan kemampuan menulis siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya melalui mengembangkan teks wawancara menjadi karangan narasi. Hal ini dilakukan karena selama ini siswa SMP masih dianggap belum mampu untuk menulis dengan alasan menulis itu cukup sulit untuk dikuasai oleh mereka, padahal siswa SMP ditutut memenuhi kemampuan yang memadai dalam menulis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span lang="SV" style="text-transform: uppercase;">P</span><span lang="SV">emilihan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sebagai populasi penelitian didasari atas pertimbangan (1) sebagaimana siswa di SMP lainnya, siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya telah mendapat pengajaran menulis sebagaimana tertera dalam kurikulum yang berlaku, (2) setelah menjalani pembelajaran, siswa dituntut memiliki kemampuan yang memadai dalam menulis, dan (3) siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya perlu mendapat pembinaan yang intensif dalam menulis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">1.2 Rumusan Masalah<span style="text-transform: uppercase;"><o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="ES">Bedasarka latar belakang di atas, masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah </span><span lang="FI">bagaimanakah kemampuan mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara oleh siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya? <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><b>1.3<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></b><span dir="LTR"><b>Tujuan Penelitian<o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan menulis siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya. Secara khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara oleh mereka. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b>1.4 Manfaat Penelitian<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia yang mewajibkan penuturnya menggunakan bahasa <span style="text-transform: uppercase;">I</span>ndonesia yang baik dan benar, baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Penelitian ini juga menjadi pengetahuan, khususnya bagi peneliti, siswa, guru, dan masyarakat umum.<o:p></o:p></div><br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9352946/pendidikan013.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI</b></span> </a><b><br />
</b>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-65443710675499303592010-04-07T21:22:00.000-07:002010-11-19T06:30:25.277-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 001<b>EFEKTIVITAS VCD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI</b><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. LATAR BELAKANG<br />
Abad 21 merupakan abad pengetahuan dimana pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lapangan kerja. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional. Selain tuntutan tersebut, masyarakat menginginkan kebutuhan akan informasi dan komunikasi, dimana informasi dan komunikasi sangat berpengaruh pada kemajuan dibidang pendidikan. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arah tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaatkan media teknologi dalam pengelolaan pendidikan. <br />
<a name='more'></a><br />
Sebagai bagian dari kebudayaan, pendidikan sebenarnya lebih memusatkan diri pada proses belajar mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui, dan mengahayati nilai – nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara sebagai keseluruhan Sudarwan. (1995:3). Selain itu pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional, terampil, kreatif dan inovatif. Pemerintah Republik Indonesia telah bertekad untuk memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menikmati pendidikan yang bermutu, sebagai langkah utama meningkatkan taraf hidup warga negara sebagai agen pembaharu, pendidikan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mewariskan nilai untuk dinikmati anak didik yang selanjutnya nilai tersebut akan ditransfer dalam kehidupan sehari – hari.<br />
Berdasarkan pengamatan peneliti pada waktu observasi, kenyataan dilapangan khususnya pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak guru kurang optimal dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran karena pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), text book centered dan mono media. Guru masih mendomonasi proses pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam setiap penyampaian materi pelajaran IPS, karena menurut guru tersebut metode ceramah merupakan metode yang paling mudah dilaksanakan oleh setiap guru. Hal ini menyebabkan banyak siswa di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak menganggap proses pembelajaran IPS ini adalah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif dan berbagai keluhan lainnya. Berdasarkan pada Suplemen Buku Induk Siswa yang berisi daftar nilai atau prestasi siswa berdasar Kurikulum berbasis Kompetensi dapat diperoleh data hasil prestasi nilai rata-rata kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak semester I tahun pelajaran 2005-2006 sebanyak 40 siswa yaitu nilai rata- rata kelas sebagai berikut : Pendidkan Agama (78,5); Matematika (70,5); IPA (72,5); IPS (65); Bahasa Indonesia (73,6), Penjas (62,5) <br />
Dari nilai rata – rata diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak terendah no 5 dari mata Matematika, Agama, IPA, Bahasa Indonesia.<br />
Sebagaimana terdapat dalam Undang – Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35, yang menyatakan bahwa ”Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar” (artikel Arif, Pemanfaatan Media Massa : 2004 dalam www.google.com), jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang bersangkutan. Terlebih lagi dalam pembelajaran IPS yang merupakan syntetic science, karena konsep, generalisasi dan temuan – temuan penelitian ditentukan atau diobservasi setelah fakta terjadi menuntut adanya suatu media pendidikan dan sumber pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi dan motivasi belajar siswa. <br />
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sedangkan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hamalik, (1985:23). Gagne (1970) dalam bukunya Sadiman, (1996:6), menyatakan bahwa media pendidikan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pendidikan juga diartikan sebagai media komunikasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Secara implisit media pendidikan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Gagne dan Briggs (1975) dalam Hamalik (1994:4).<br />
Sebagai sumber pembelajaran IPS, media pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi IPS. Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (Hardware) maupun perangkat lunak<br />
(Software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru, termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/ informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu – satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari VCD Pembelajaran. Penggunaan VCD pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu media bukan sepenuhnya mengganti peran guru dalam mengajar.<br />
Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri melalui pembelajaran mandiri, siswa dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa dapat berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja, terlebih lagi siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (Classroom Meeting) dan proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. VCD pembelajaran dewasa ini, mulai membudaya dalam masyarakat dan pemutaran VCD pembelajaran dapat diulang setiap waktu serta mudah dioperasikan. Berdasarkan hal – hal tersebut dapat disimpulkan bahwa VCD pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul: ”EFEKTIVITAS VCD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI MI TSAMROTUL HUDA 1 JATIROGO KEC. BONANG KAB. DEMAK 2005/2006”.<br />
<br />
<br />
B. RUMUSAN MASALAH<br />
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pengaruh penggunaan media VCD pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006.<br />
<br />
C. TUJUAN PENELITIAN<br />
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh VCD Pembelajaran terhadap pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak Tahun Ajaran 2005/ 2006.<br />
<br />
D. MANFAAT PENELITIAN<br />
Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat diperoleh kegunaan atau manfaat.<br />
Adapun manfaat penelitian ini adalah :<br />
1. Manfaat Teoritis<br />
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pelajaran IPS di Sekolah Dasar Khususnya MI dengan menggunakan VCD pembelajaran sebagai media pembelajaran.<br />
<br />
<br />
2. Manfaat Praktis <br />
a. Bagi Peneliti<br />
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah – masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata.<br />
b. Bagi Sekolah<br />
Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi perlunya penggunaan media VCD pembelajaran sebagai media pembelajaran alternatif mata pelajaran IPS khususnya di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.<br />
c. Bagi Fakultas<br />
Dapat dijadikan perbandingan bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian, khususnya tentang pemanfaatan media VCD dalam proses pembelajaran.<br />
<br />
E. PEMBATASAN MASALAH<br />
Untuk menghilangkan bias dalam penelitian ini dan mengefektifkan proses, peneliti memberikan rambu–rambu pengkajian sebagai berikut:<br />
1. Penelitian ini untuk mengevaluasi materi pembelajaran IPS khususnya teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dengan menggunakan media VCD pembelajaran guna mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar kelas IV di MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak <br />
2. Produk VCD pembelajaran yang dibuat oleh peneliti hanya untuk dimanfaatkan sebagai media atau alat bantu pembelajaran dan bukan untuk dievaluasi hasil produknya. <br />
3. Materi kegiatan belajar mengajar yang diteliti terbatas pada satu pokok bahasan dengan dua pokok bahasan yaitu teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.<br />
4. Target penelitian diarahkan pada siswa kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.<br />
<br />
F. PENEGASAN ISTILAH<br />
1. Efektivitas adalah secara harfiah efektivitas diartikan pengaruh dan mempunyai daya guna serta membawa hasil. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tepat guna KBBI, (1993 : 77). Jadi efektivitas adalah suatu hal yang dikenakan dengan waktu yang cepat dan tepat kegunaannya. Dan dalam penelitian ini artinya apakah ada pengaruh dan adanya daya guna serta membawa hasil didalam penggunaan media VCD pada pembelajaran IPS. <br />
2. Video Compact Disc adalah Video Disc atau Video Compact Disc merupakan sistem penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan. Sadiman, (1996:295). Jadi VCD adalah kepingan yang menyimpan data dalam bentuk caption, grafis, suara dengan kapasitas maksimal 700 MB.<br />
3. Media Pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Hamalik, (1994:12), jadi media pembelajaran merupakan sarana penyampaian informasi agar pembelajaran menjadi menarik dan hasil pembelajaran optimal.<br />
4. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebuah program pendidikan dan bukan merupakan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan. Somantri, (2001:89), dalam www.google.co.id. Jadi IPS adalah suatu ilmu yang mengkaji masalah – masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Jadi IPS adalah ilmu yang mempelajari masalah – masalah sosial.<br />
5. Kelas IV adalah obyek atau penerima pesan atau peserta didik pada tingkatan kelas di SD misalnya dari kelas I naik ke kelas II, III, IV yang masing-masing tingkatan lamanya satu tahun.<br />
6. MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak adalah tempat pembelajaran di tingkat pendidikan dasar, MI ini terletak di Desa Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.<br />
7. Tahun 2005/2006 adalah tahun pelajaran di sekolah yang diawali dari bulan Juli dan diakhiri pada bulan Juni dan merupakan tahun penelitian berlangsung.<br />
Jadi efektivitas VCD sebagai media pembelajaran IPS kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006 adalah pengaruh penggunaan VCD sebagai sarana penyampaian informasi agar pembelajaran menjadi menarik dan hasil pembelajaran menjadi optimal khususnya pembelajaran IPS kelas IV di MI tsamrotul Huda I Kec. Bonang Kab. Demak pada tahun ajaran 2005/2006<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9352685/pendidikan001.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-84610318838410277762010-04-07T21:13:00.000-07:002010-11-19T06:19:17.979-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 012<b>PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBASIS AKTIVITAS DI SMUN </b><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang<br />
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang aktual dalam kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan dari sebelumnya.<br />
<a name='more'></a><br />
Untuk dapat menciptakan teknologi baru dan agar tidak terbelakang dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif dalam memecahkan persoalan-persoalan aktual kehidupan, maka peranan fisika sangat penting bahkan dapat dikatakan teknologi takkan ada tanpa fisika. Oleh karena itu penguasaan suatu konsep fisika sangat penting dalam mendukung hal tersebut. <br />
Dalam belajar fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip fakta tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka.<br />
Penelitian pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah menunjukkan suatu pergeseran ke arah paradigma konstruktivis. Berkenaan dengan pembelajaran konstruktivis, tugas seorang guru adalah menyediakan atau memberikan kegiatan yang dapat merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka mengekspresikan gagasan-gagasan mereka serta mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Jadi peranan guru dalam pembelajaran adalah mediator dan fasilitator dalam pembentukan pengetahuan dan pemahaman siswa (Suparno, 1997:65).<br />
Untuk mendukung hal itu, para pakar pendidikan telah mengembangkan berbagai sistem pembelajaran yang lebih memperhatikan aspek siswa, salah satunya adalah pembelajaran dengan pendekatan problem posing. Problem posing (pengajuan soal) adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada aliran konstruktivis, berbeda dengan pembelajaran yang bersifat konvensional yang lebih menekankan pada hapalan yang cenderung mematikan daya nalar dan kreativitas berpikir anak (Hudojo, 1998). <br />
Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan manfaat dari pembelajaran problem posing, problem posing merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran fisika yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah serta menimbulkan sikap positif terhadap fisika. Membiasakan siswa dalam merumuskan, menghadapi dan menyelesaikan soal merupakan salah satu cara untuk mencapai penguasaan suatu konsep akan menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat aliran Behaviorisme yang menyatakan bahwa untuk mencapai pemahaman yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara mengulang-ulang masalah yang disampaikan (Hudojo, 1988:32).<br />
Dikaitkan dengan pengertian fisika sebagai bagian dari IPA, model pembelajaran dengan problem posing berbasis aktivitas ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika. Hal ini karena problem posing berbasis aktivitas lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar, siswa terlebih dahulu mengadakan kegiatan-kegiatan di laboratorium yaitu proses mengamati, mencatat hasil pengamatan, menganalisis dan menyimpulkan kegiatan praktikum yang telah dirancang oleh guru. Hal itu akan lebih membuat belajar fisika menjadi menyenangkan dan lebih berkesan, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Fisika merupakan generalisasi dari gejala alam yang tidak perlu dihapal tetapi perlu dimengerti, dipahami dan diterapkan.<br />
Pada tingkat SLTP dan SMU, strategi pengajuan soal selaras dengan tujuan khusus pengajaran yaitu agar siswa dapat mempunyai pandangan luas dan mempunyai sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegunaan fisika. Dalam pembelajaran, guru hendaknya memilih strategi yang melibatkan siswa baik secara mental, fisik maupun sosial.<br />
Jika dilihat dari kenyataan yang ada di lapangan, bahwa sistem pembelajaran yang diterapkan di SMUN I Banjarmasin, lebih didominasi oleh pembelajaran konvensional. Siswa cenderung pasif karena mereka hanya menerima materi dan latihan soal dari guru, hal itu tidak cukup mendukung penguasaan terhadap konsep fisika menjadi lebih baik. Masih rendahnya penguasaan terhadap konsep fisika ditandai oleh nilai prestasi fisika siswa yang masih rendah. <br />
Dengan bertolak dari uraian di atas, maka penelitian tentang pendekatan problem posing terhadap prestasi belajar fisika perlu diungkap melalui sebuah penelitian yang dirancang dan diimplementasikan dalam suatu studi eksperimen untuk dilihat efektifitasnya. <br />
<br />
B. Rumusan Masalah<br />
Dengan mengacu pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.<br />
1. Manakah prestasi belajar fisika siswa yang lebih tinggi antara siswa yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional?<br />
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam merumuskan soal bagi kelas yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas?<br />
<br />
C. Tujuan Penelitian<br />
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut.<br />
1. Untuk mengetahui manakah prestasi belajar fisika yang lebih tinggi antara siswa yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas dengan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.<br />
2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam merumuskan soal pada kelas yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas.<br />
D. Hipotesis Penelitian<br />
Untuk menjawab permasalahan di atas, perlu diajukan jawaban sementara melalui hipotesis yaitu prestasi belajar fisika bagi siswa yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar fisika siswa yang diajar melalui pendekatan konvensional.<br />
<br />
E. Kegunaan Penelitian <br />
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: <br />
1. Pendidik atau calon pendidik: hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang model pembelajaran dalam pembelajaran fisika yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses belajar mengajar di sekolah sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.<br />
2. Lembaga pendidikan: guna memberikan informasi awal dan bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kondisi objektif di lapangan bagi pihak-pihak tertentu yang bermaksud mengembangkan atau melakukan penelitian serupa di tempat lain.<br />
<br />
F. Asumsi Penelitian<br />
Sebagai landasan dalam penelitian ini maka asumsi yang digunakan yaitu:<br />
1. Nilai pre-test siswa menggambarkan nilai kemampuan awal siswa.<br />
2. Kondisi fisiologis (misalnya keadaan fisik, sarana dan prasarana belajar di rumah serta latar belakang orang tua) dan kondisi psikologis siswa (misalnya motivasi, minat dan bakat) dianggap tidak berpengaruh dalam penelitian ini. <br />
3. Responden dalam mengisi tes prestasi belajar fisika tidak dalam keadaan terpaksa, mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan jujur, sehingga hasil tes benar-benar mencerminkan prestasi belajar yang dicapai siswa.<br />
<br />
G. Definisi Operasional<br />
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan hasil penelitian, maka perlu adanya batasan istilah sebagai berikut.<br />
1. Prestasi belajar fisika adalah besarnya skor tes fisika yang dicapai siswa setelah mendapat perlakuan selama proses pembelajaran berlangsung.<br />
2. Problem Posing adalah perumusan masalah (soal) yaitu siswa diarahkan untuk membuat soalnya sendiri. Problem posing ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan merumuskan soal yang memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.<br />
3. Pendekatan konvensional adalah suatu pendekatan pembelajaran yang terpusat pada <br />
Berbasis aktivitas yaitu tugas melaksanakan percobaan yang harus dilakukan oleh siswa baik secara pribadi maupun kelompok.<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9352622/pendidikan012.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-37478911723818792732010-04-07T21:04:00.000-07:002010-11-19T06:32:31.736-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 011<b>Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA </b><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan, kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang.<br />
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan maksimal.<br />
Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.<br />
<a name='more'></a><br />
Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.<br />
Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat diaplikasikan.<br />
Membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan1. <br />
Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu :<br />
a. Keterampilan menyimak/mendengarkan (Listening Skills)<br />
b. Keterampilan berbicara (Speaking Skills)<br />
c. Keterampilan membaca (Reading Skills)<br />
d. Keterampilan Menulis (Writing Skills)2<br />
Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi. Seorang bayi pada tahap awal, ia hanya dapat mendengar, dan menyimak apa yang di katakan orang di sekitarnya. Kemudian karena seringnya mendengar dan menyimak secara berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata yang didengarnya dengan belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia akan belajar membaca mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf tersebut menjadi sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan mulai belajar menulis huruf, kata, dan kalimat.<br />
Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah ungkapan, “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.<br />
Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, semangat, dan motivasi. Jika hal ini terwujud, diharapkan membaca dapat menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah slogan yang mengatakan “tiada hari tanpa membaca”.<br />
Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan membaca, khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan3.<br />
Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan membaca di tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA), tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun hal ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih kecil. Peranan orang tualah yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan membaca yang tinggi sedangkan orang tuanya tidak pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Karena seorang anak akan lebih tertarik dan termotivasi melakukan sesuatu kalau disertai dengan pemberian contoh, bukan hanya sekedar teori atau memberi tahu saja. Ketika anak memasuki usia sekolah, barulah guru memiliki peran dalam mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama-sama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca anak.<br />
Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik, alur/plot, amanat, setting, dan sebagainya. Tanpa kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, mustahil siswa dapat menjawab soal-soal tersebut. Di sinilah peran penting membaca pemahaman untuk menentukan jawaban yang benar. Belum lagi dengan adanya standar nilai kelulusan, hal ini memicu guru bahasa Indonesia khususnya untuk dapat mencapai target nilai tersebut.<br />
Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui bagaimana kebiasaan membaca dan pemahaman siswa di Sekolah Menengah Tingkat Atas. Penulis akan menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor”.<br />
<br />
B. Identifikasi Masalah<br />
Adapun masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah :<br />
a. Bagaimana kebiasaan membaca siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ?<br />
b. Hal apa saja yang dapat menghambat kebiasaan membaca siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ?<br />
c. Hal apa yang dapat menunjang kebiasaan membaca siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ?<br />
d. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor<br />
e. Adakah korelasi antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ? <br />
<br />
C. Pembatasan Masalah<br />
Masalah dalam penelitian ini dibatasi menjadi :<br />
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada <br />
“Korelasi antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor”.<br />
D. Perumusan Masalah<br />
Setelah dilakukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini masalah dirumuskan menjadi : Adakah korelasi antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang Bogor ?<br />
<br />
E. Kegunaan Penelitian<br />
Penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa, guru bahasa indonesia, orang tua, dan penulis sendiri khususnya dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca agar terbentuk budaya baca di masyarakat dengan harapan agar dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9352512/pendidikan011.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-87945724946107553952010-04-07T20:55:00.000-07:002010-04-07T20:55:01.540-07:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 009<span style="font-size: large;"><b>PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI </b></span><br />
<br />
BAB I <br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. <br />
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. <br />
Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat terutama bagi anak didik), dan wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik/ lebih maju). <br />
SMP Negeri 16 Xxxxx merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi. Karena prestasi belajar yang bervariasi inilah maka peran serta dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar beraneka ragam. Pada tahun pelajaran 2005/2006 batas terendah Nilai Ebtanas Murni (NEM) masuk SMP Negeri 16 Xxxxx adalah 32,00. Batas tuntas nilai IPS SMP Negeri 16 Xxxxx untuk tahun pelajaran 2005/2006 adalah 6,00. <br />
Masalah proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas, kelas dalam hal ini dapat berarti segala kegiatan yang dilakukan guru dan anak didiknya di suatu ruangan dalam melaksanakan KBM. Kelas dalam arti luas mencakup interaksi guru dan siswa, teknik dan strategi belajar mengajar, dan implementasi kurikulum serta evaluasinya. (Kasihani Kasbolah E.S, 2001 hal: 1)<br />
Proses pembelajaran melalui interaksi guru dan siswa, siswa dan siswa, dan siswa dengan guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling terkait menjadi satu sistem yang utuh. Perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan dilaksanankan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah. <br />
Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas VII(E) semester genap di SMP Negeri 16 Xxxxx tahun pelajaran 2005/2006 menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi mata pelajaran ekonomi siswa kurang optimal. Asumsi dasar yang menyebabkan pencapaian kompetensi mata pelajaran ekonomi siswa kurang optimal adalah pemilihan metode pembelajaran dan kurangnya peran serta (keaktifan) siswa dalam KBM. Pada tahun ajaran 2005/2006 SMP Negeri 16 Xxxxx sudah mempergunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, namun pelaksanaannya belum optimal. Metode mengajar guru masih secara konvensional. Proses belajar mengajar ekonomi masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Peran serta siswa belum menyeluruh sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang aktif dalam KBM cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali informasi dari guru maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian kompetensi belajar yang lebih tinggi. Siswa yang kurang aktif cenderung pasif dalam KBM, mereka hanya menerima pengetahuan yang datang padanya sehingga memiliki pencapaian kompetensi yang lebih rendah.<br />
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran ekonomi.<br />
Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode pembelajaran kooperatif lebih menitikberatkan pada proses belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Proses belajar dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemui pada metode konvensional. <br />
Para siswa dalam kelompok kooperatif belajar bersama-sama dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar-benar menguasai konsep yang telah dipelajari, karena keberhasilan mereka sebagai kelompok bergantung dari pemahaman masing-masing anggota. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan metode pembelajaran kooperatif ini, yaitu: siswa dapat mencapai prestasi belajar yang bagus, menerima pelajaran dengan senang hati atau sebagai hiburan, karena adanya kontak fisik antara mereka, serta dapat mengembangkan kemampuan siswa. <br />
Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik, peserta didik harus bekerja dengan lembar kerja yang berisi pertanyaan dan tugas yang telah direncanakan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu sesama teman.<br />
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaji penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam proses pembalajaran. Group Investigation adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.<br />
Pusat dari investigasi kelompok adalah perencanaan kooperatif murid dalam melakukan penyelidikan terhadap topik yang telah diidentifikasikan. Anggota kelompok mengambil peran dalam menentukan apa yang akan mereka selidiki, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana mereka mempresentasikan hasil secara keseluruhan di depan kelas. Kelompok pada pembelajaran berbasis investigasi kelompok ini merupakan kelompok yang heterogen baik dari jenis kelamin maupun kemampuannya. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Di dalam kelompok tersebut, setiap siswa dalam kelompok mengejakan apa yang telah menjadi tugasnya dalam lembar kerja kegiatan secara mandiri yang telah disiapkan dan teman sekelompoknya bertanggungjawab untuk saling memberi kontribusi, saling tukar-menukar dan mengumpulkan ide. Setelah itu anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya. Langkah terakhir dalam kegiatan ini, salah satu anggota kelompok mengkoordinasikan rencana yang akan dipresentasikan di depan kelompok yang lebih besar.<br />
Teknik presentasi dilakukan di depan kelas dengan berbagai macam bentuk presentasi, sedangkan kelompok yang lain menunggu giliran untuk mempresentasikan, mengevaluasi dan memberi tanggapan dari topik yang tengah dipresentasikan. Peran guru dalam GI adalah sebagai sumber dan fasilitator. Di samping itu guru juga memperhatikan dan memeriksa setiap kelompok bahwa mereka mampu mengatur pekerjaannya dan membantu setiap permasalahan yang dihadapi di dalam interaksi kelompok tersebut. Pada akhir kegiatan, guru menyimpulkan dari masing-masing kegiatan kelompok dalam bentuk rangkuman. <br />
<br />
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 16 XXXXX TAHUN PELAJARAN 2005/2006.”<br />
<br />
B. Identifikasi Masalah<br />
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:<br />
1. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru belum terfokus pada siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran.<br />
2. Prestasi belajar ekonomi siswa sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan, padahal penerapan metode konvensional kurang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. <br />
3. Peran serta dan keaktifan siswa dalam KBM khususnya di kelas VII SMP Negeri 16 Xxxxx belum menyeluruh sehingga prestasi belajar kurang optimal.<br />
4. Implementasi kurikulum berbasis kompetensi membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa secara keseluruhan, padahal proses pembelajaran selama ini masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu. <br />
<br />
C. Pembatasan Masalah<br />
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah:<br />
1. Subjek Penelitian<br />
Siswa kelas VII(E) semester genap SMP Negeri 16 Xxxxx tahun pelajaran 2005/2006.<br />
2. Objek Penelitian<br />
Obyek penelitian ini adalah:<br />
a. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI).<br />
b. Kompetensi siswa meliputi:<br />
1). Aspek kognitif: evaluasi hasil belajar siswa.<br />
2). Aspek afektif: peran serta siswa dalam KBM dan presentasi lisan.<br />
c. Materi pokok yang digunakan adalah: Kegiatan Pokok Ekonomi dan Perusahaan dan Badan Usaha.<br />
<br />
D. Perumusan Masalah<br />
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:<br />
1. Apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan siswa secara keseluruhan?<br />
2. Apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 16 Xxxxx tahun pelajaran 2005/2006?<br />
<br />
E. Tujuan Penelitian<br />
Melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:<br />
1. Meningkatkan keaktifan siswa secara keseluruhan dalam proses pembelajaran ekonomi melalui penggunaan metode pembelajaran Group Investigation (GI).<br />
2. Meningkatkan pencapaian hasil belajar ekonomi siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 16 Xxxxx tahun pelajaran 2005/2006 melalui penggunaan metode pembelajaran Group Investigation (GI).<br />
<br />
<br />
F. Manfaat Penelitian<br />
<br />
1. Manfaat Teoritis<br />
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar siswa dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran. <br />
<br />
2. Manfaat Praktis<br />
1. Bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. <br />
2. Bagi guru memberikan informasi mengenai manfaat pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam meningkatkan peran serta siswa dalam proses belajar mengajar.<br />
3. Bagi siswa yaitu untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar siswa dengan perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran.<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9352391/pendidikan009.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-47930214708848583872010-04-07T20:45:00.000-07:002010-04-07T20:47:32.201-07:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 008<span style="font-size: large;"><b>EFEKTIVITAS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PENGAJARAN IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD X</b></span><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena terkait dengan masalah kuantitas, masalah kualitas, masalah relevansi dan masalah efektivitas. Masalah kuantitas timbulsebagai akibat hubungan antara pertumbuhan sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk.<br />
Masalah kualitas adalah masalah bagaimana meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Masalah kualitas pendidikan merupakan masalah yang cukup serius di dalam rangka kelangsungan hidup brbangsa dan bernegara, dakam konteks hubungan bangsa dengan beradapan dunia. Penanganan masalah aspek kualitas berhubungan erat dengan penanganan aspek kuantitas, oleh karenannya perlu ada keseimbangan antara keduanya.<br />
Masalah relevansi timbul dari hubungan antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, dan harapan masyarakat tentang peningkatan output pendidikan. Masalah efektivitas merupakan masalah kemampuan pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masalah efisiensi pada hakekatnya juga merupakan masalah pengelolaan pendidikan.<br />
Sehubungan dengan aspek permasalahan aspek di atas pemerintah telah banyak melakukan serangkaian kegiatan secara terus menerus melalui tahapan pembangunan di bidang pendidikan. Kesemunya diarahkan pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan atau menyangkut aspek kualitas pendidikan.<br />
Berdasarkan uraian di atas, maka pembangunan pendidikan sekarang harus mengalami perubahan. Misalnya penyampaian pelajaran tidaklah cukup dengan mengutarakan secara tulisan saja. Ini berarti bahwa sistem intruksional menghendaki para pengajar berusaha menjadikan keterlibatan mental maupun fisik siswa dalam proses pengajaran. Sehingga pengajaran yang efektif dan berhasil guna dapat tercapai untuk menunjang pencapaian tujuan. Hal ini menuntut pihak pengajar sedapat mungkin mencari pola organisasi pengajaran yang tepat sebagai alternatif yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. Salah satu acuannya adalah analisis materi atau strukturisasi konsep.<br />
Untuk mewujudkan harapan tersebut di atas, perlu dilakukan pembaharuan pendidikan yang dituangkan dalam berbagai program pembaharuan pendidikan. Misalnya perubahan kurikulum, pemberdayaan guru-guru bidang studi melalui penataran, pengadaan buku-buku paket serta pemilihan metode dan pendekatan pengajaran yang tepat.<br />
B. Rumusan Masalah<br />
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh atau efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar ZZZZZ khususnya mata pelajaran IPA ”.<br />
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian<br />
1. Tujuan penelitian <br />
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian yakni untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh atau efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar XXXX khususnya mata pelajaran IPA.<br />
2. Manfaat Penelitian <br />
Secara umum diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta didik, pendidik, lembaga pendidikan dalam meningktakan kualitas pendidikan. Secara khusus penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang bagaimana pengaruh pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan melakukan pengajaran IPA di Sekolah Dasar.<br />
D. Variabel dan Definisi Operasional.<br />
Agar dapat dipahami arah dan tujuan penelitian ini, dipandang perlu memberikan gambaran tentang variabel penelitian yang sekaligus sebagai batasan operasional. <br />
1. Pendekatan Keterampilan proses <br />
Yang dimaksudkan di sini adalah pendekatan dalam melakukan keinginan pengajaran IPA yang menekankan pada keterampilan mengamati, mengumpulkan data, menemukan persamaan dan perbedaan materi yang dikaji. Pada gilirannya diharapkan siswa dalam belajarnya menggunakan pengetahuan atau perolehnya.<br />
2. Prestasi Belajar IPA<br />
Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah hasil perolehan siswa setelah dilakukan testing terhadap materi yang telah diajarkan dengan pendekatan keterampilan proses.<br />
E. Hipotesis Penelitian<br />
Untuk memberikan arah terhadap kesimpulan yang hendak dicapai, maka perlu dirumuskan hipotesis, sebagai berikut : Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh secara efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar XXXX, khususnya mata pelajaran IPA.<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9352343/pendidikan008.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-67298798304433765612010-04-07T20:38:00.000-07:002010-04-07T20:38:40.583-07:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 007<span style="font-size: large;"><b>PENGARUH MINAT BELAJAR SISWA SLTP X TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI </b></span><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Pendekatan belajar, strategi belajar, kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan siswa. Seorang siswa memiliki kemampuan ranahcipta (kognitif) yang lebih tinggi dari teman-temannya ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan apa yang dicapai oleh teman-temannya, bahkan bukan hal yang mustahil jika suatu saat siswa yang cerdas tersebut mengalami kemerosotan prestatsi ke yang lebih rendah dari pada prestasi yang dicapai oleh temannya yang berkapasitas rata-rata (Muhibbin Syah).<br />
Jika dilihat dari aspek kualitas maupun kuantitas penyelengaraan pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu tidak mengherankan bila masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, termasuk di negara yang maju sekalipun.<br />
Sungguhpun demikian pemerintah, dalam hal ini Depdiknas telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi segala masalah pendidikan. Upaya tersebut hampir mencakup semua komponen pendidikan. Misalnya pembaharuan kurikulum, pembaharuan proses belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku pelajaran, pengadaan dan penyempurnaan sarana dan prasarana belajar, penyempurnaan sistem penilaian, penataan organisasi dan manajemen pendidikan, dan berbagai usaha yang mengarah pada pencapaian hasil pengajaran/pendidikan secara maksimal.<br />
Mengingat pendidikan selalu berkenan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada manusianya (Nana Sudjana, 1989). Unsur manusia yang paling menentukan keberhasilan pendidikan adalah guru dan pesrta didik. Dalam hal ini guru dituntut bagaimana ia menjadi tenaga pengajar dan pendidik yang profesional. Di lain pihak peserta didik harus sadar bahwa pendidikan sangat menentukan kemajuan peradaban manusia.<br />
Mewujudkan proses kegiatan pendidikan dan pengajaran, maka unsur yang terpenting antara lain adalah; bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar secara optimal. Mengajar dapat merangsang dan membimbing dengan berbagai pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarah pada pencapai tuain belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada hakekatnya adalah menolong siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan sikap serta ide dan apresiasi yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa.<br />
Berdasar dari uraian-uraian tersebut di atas, tampaknya masalah pendidikan yang banyak diragukan orang bisa diselesaikan dengan baik. Hal mana semua unsur yang berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang maksimal diperhatikan. Hanya saja kenyataan menunjukan, bahwa setiap kali evaluasi pengajaran dilakukan seringkali hasilnya tidak memuaskan, termasuk dalam pengajaran IPA-Biologi umumnya. Tentu saja banyak faktor yang berpengaruh, di antaranya adalah minat belajar siswa terhadap pelajaran yang dimaksud, pantas untuk dipertanyakan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi dkk, (1998) bahwa bilamana tidak ada minat seseorang terhadap suatu pelajaran, akan timbul kesulitan dalam belajarnya.<br />
<br />
B. Rumusan Masalah <br />
Untuk memudahkan penulis dalam pelaksanaan penelitian di lapangan serta dalam pengolahan hasil penelitian, maka dengan berdasar pada uraian latar belakang tersebut di atas, penulis menganggap penting untuk membuat rumusan masalah dan menentukan objek penelitian yang antara lain, yakni terhadap masalah:<br />
1. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa SLTP Negeri 7 terhadap hasil belajar Biologi ?<br />
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat belajar siswa SLTP Negeri 7 terhadap hasil belajar Biologi ?<br />
<br />
C. Tujuan Penelitian<br />
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :<br />
1. Mengetahui bagaimana pengaruh minat belajar siswa SLTP Negeri 7 terhadap hasil belajar Biologi ?<br />
2. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat belajar siswa SLTP Negeri 7 terhadap hasil belajar Biologi ?.<br />
<br />
D. Manfaat Penelitian<br />
Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan mendapat manfaat yang sangat urgen dalam penerapannya di lapangan yang sesungguhnya, terutama pada SLTP Negeri 7. Beberapa manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini antara lain :<br />
1. Hasil yang dicapai dalam penelitian tersebut, diharapkan sebagai bahan masukan bagi insan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, bahwa penumbuhan minat belajar adalah prasyarat mutlak dalam pencapaian hasil belajar maksimal, termasuk di dalamnya prestasi atau belajar mata pelajaran Biologi<br />
2. Hasil penelitian tersebut juga diharapkan menjadi landasan atau pegangan bagi para guru, khususnya guru Biologi di SLTP Negeri 7, bahwa pemilihan pendekatan/ metode dalam belajar Biologi perlu memperhatikan minat siswa, sebab dengan minat siswa yang kuat akan sangat mempengaruhi prestasi belajar mereka..<br />
Hasil penelitian tersebut diharapkan sebagai bahan informasi dasar tentang pengaruh minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Biologi, khususnya pada siswa SLTP Negeri 7, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru mata pelajaran Biologi khususnya dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang akan dilakukan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran Biologi.<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9352223/pendidikan007.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-8120186040870249222010-04-07T20:25:00.000-07:002010-04-07T20:28:49.718-07:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 006<b>PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA SDX </b><br />
<br />
<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 10" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 10" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CUsers%5CHardcore%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Batang;
panose-1:2 3 6 0 0 1 1 1 1 1;
mso-font-alt:바탕;
mso-font-charset:129;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1342176593 1775729915 48 0 524447 0;}
@font-face
{font-family:"Traditional Arabic";
panose-1:2 2 6 3 5 4 5 2 3 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:24579 -2147483648 8 0 65 0;}
@font-face
{font-family:"\@Batang";
panose-1:2 3 6 0 0 1 1 1 1 1;
mso-font-charset:129;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1342176593 1775729915 48 0 524447 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:kashida;
text-kashida:0%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:Batang;
mso-hansi-font-family:Batang;
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;
mso-no-proof:yes;}
p.MsoTitle, li.MsoTitle, div.MsoTitle
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:center;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:Batang;
mso-hansi-font-family:Batang;
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;
font-weight:bold;
mso-no-proof:yes;}
p.MsoBodyTextIndent, li.MsoBodyTextIndent, div.MsoBodyTextIndent
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:kashida;
text-kashida:0%;
text-indent:42.55pt;
line-height:22.0pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:Batang;
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;
mso-no-proof:yes;}
p.MsoSubtitle, li.MsoSubtitle, div.MsoSubtitle
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:center;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:Batang;
mso-hansi-font-family:Batang;
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;
font-weight:bold;
mso-no-proof:yes;}
p.MsoBodyTextIndent2, li.MsoBodyTextIndent2, div.MsoBodyTextIndent2
{margin-top:0in;
margin-right:0in;
margin-bottom:0in;
margin-left:21.3pt;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:kashida;
text-kashida:0%;
text-indent:-21.3pt;
line-height:22.0pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:widow-orphan;
tab-stops:21.3pt;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:Batang;
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;
mso-no-proof:yes;}
p.MsoBodyTextIndent3, li.MsoBodyTextIndent3, div.MsoBodyTextIndent3
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:kashida;
text-kashida:0%;
text-indent:42.55pt;
line-height:28.0pt;
mso-line-height-rule:exactly;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:13.0pt;
mso-bidi-font-size:19.0pt;
font-family:Batang;
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;
mso-no-proof:yes;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoTitle" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">BAB I<o:p></o:p></span></div><div class="MsoSubtitle" style="line-height: 200%;"><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">A. <i>Latar Belakang Masalah</i></span></b><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan Nasional, perlu diwujudkan guna peningkatan dan kemajuan sektor pendidikan. Merosotnya kualitas pendidikan banyak mendapat sorotan dari masyarakat, peserta lulusan kependidikan, para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengadakan perbaikan dan penyempurnaan di bidang pendidikan. Sebagai langkah antisipasi, maka pendidikan banyak diarahkan pada penataan proses belajar, penggunaan dan pemilihan media belajar secara tepat. Kesemuanya dimaksudkan untuk pencapaian hasil belajar semaksimal mungkin.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 42.55pt;"><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar suatu adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (apektif).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya melalui proses belajar mengajar. Dimana guru berikan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar menagajar sangatlah penting.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 42.55pt;"><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">Melihat sedemikian kompleksnya masalah proses belajar mengajar dan peran guru, maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam proses belajr mengajar perlu dikembangkan iklim kandusif yang dapat menumbuhkan sikap dan prilaku belajar secara wajar. Untuk itu pembelajaran dengan menggunakan media, khususnya media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk hal tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">B. <i>Rumusan Masalah</i></span></b><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah “Apakah ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa Xxxxx.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">C. <i>Tujuan Penelitian<o:p></o:p></i></span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Times New Roman";">Berdasar dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini diarahkan untuk mengungkap apakah ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa Xxxxx.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">D. <i>Manfaat Penelitian<o:p></o:p></i></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 42.55pt;"><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;"> Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan penulis setelah penelitian dilaksanakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">1. Sebagai bahan informasi tentang pengaruh penggunaan media gambar terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa Xxxxx.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">2. Sebagai bahan masukan untuk guru; untuk dipertimbangkan dalam pemilihan media sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena hasil penelitian ini merupakan bukti secara ilmiah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 21.3pt; text-indent: -21.3pt;"><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">3. Hasil penelitian ini sedapat mungkin menjadi alasan rekomendasi untuk menggunakan media gambar dalam proses belajar mengajar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin: 12pt 0in 0.0001pt 21.25pt; text-indent: -21.25pt;"><b><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;">E. <i>Hipotesis</i></span></b><span style="font-size: 13pt; line-height: 200%;"> <o:p></o:p></span></div><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Untuk pemberian arah yang jelas terhadap kesimpulan yang diperoleh, maka dirumuskan hipotesis yaitu “</span><st1:city><st1:place><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Ada</span></st1:place></st1:city><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"> pengaruh penggunaan media gambar prestasi belajar IPA-Biologi siswa Xxxxx”.</span><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9352130/pendidikan006.zip.html"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span> </span></a><b> </b>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-7258214051061325062010-04-07T19:55:00.000-07:002010-04-07T19:58:16.770-07:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 005<span style="font-size: large;"><b>HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS V PADA SD X</b></span><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh.<br />
Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Hingga saat ini perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin tinggi dan maju. Kemajuan suatu bangasa diukur dari tingkat kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.<br />
Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang ingin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan di bidang pendidikan yang menitikberatkan pada bidang penguasaan IPTEK sebagaimana yang tercantum dalam GBHN (1998) yakni: “Titik berat pembangunan pendidikan di Indonesia diletakkan pada mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan belajar pada jenjang pendidikan menengah pertama dalam rangka perluasan persiapan wajib belajar pada pendidikan menengah pertama, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi”.<br />
Salah satu indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas adalah tercermin dari prestasi belajar yang dicapai atau nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran yang disajikan pada lembaga pendidikan tersebut termasuk dalam mata pelajaran matematika.<br />
Beberapa hasil penelitian di Indonesia yang telah memberikan gambaran rendahnya hasil matematika siswa diungkapkan Djojonegoro (1994) bahwa: “Pencapaian Nilai Ebtanas Murni siswa SLTP dan SLTA dalam bidang studi IPA san matematika hampir selalu terendah bila dibandingkan dengan bidang studi yang lain;. Hal ini merupakan masalah yang sangat memprihatinkan bagi semua pihak, dan rendahnya hasil belajar matematika tersebut diasumsikan karena ada hambatan yang dialami siswa.<br />
Hambatan yang dimaksud tersebut dapat berupa faktor internal (dari dalam diri siswa) maupun faktor eksternal (dari luar diri siswa), di antaranya: fasilitas belajar, partisipasi orang tua, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi berprestasi, sikap terhadap sekolah serta kemampuan dasar lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, faktor partisipasi orang tua merupakan faktor yang cukup penting dibandingkan dengan beberapa faktor lainnya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bedjo (1996) bahwa: “Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa di antaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”.<br />
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Suryabrata (1988) bahwa: “Faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar adalah faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa meliputi kondisi psikologis dan fisiologis, sedangkan faktor dari laut meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat serta kelengkapan berbagai sarana dan prasarana dalam belajar. Selanjutnya dikemukakan pula oleh Bejdo (1999) bahwa keberadaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang saling terkait. Bakat yang ada dalam diri siswa misalnya agar dapat berkembang baik, maka perlu ada dorongan dari keluarga dan masyarakat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung dapat menghambat perkembangan siswa itu sendiri.<br />
Dari uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, faktor partisipasi orang tua merupakan faktor yang memegang peranan yang sangat penting. Hal ini tidak terlepas dari adanya bahwa partisipasi orang tua berperan dalam pembentukan sikap siswa dan prestasi yang cukup dan berkualitas serta sikap yang demokratis dan bijaksana dari orang tua siswa dapat meningkatkan keinginan untuk lebih giat belajar supaya dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.<br />
Setiap orang memberikan partisipasi dalam kegiatan belajar anak-anaknya dengan cara yang berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena latar belakang keluarga yang berbeda pula. Latar belakang yang dimaksudkan di sini adalah pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendidikan orang tua, tingkat sosial ekonomi orang tua, wawasan orang tua, dan komunikasi antara orang tua dengan anaknya. Dan beberapa latar belakang tersebut, pertama pendidikan orang tua merupakan faktor yang biasanya dapat mempengaruhi partisipasi mereka terhadap anaknya, sehingga secara langsung atau tidak langsung berpengaruh pula terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa.<br />
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis berasumsi bahwa partisipasi orang tua dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa termasuk dalam mata pelajaran IPA Biologi. Untuk membuktikan hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan dikaji hal-hal yang berhubungan antara partisipasi orang tua dengan prestasi belajar IPA Biologi pada siswa kelas V pada SD Inpres XXXX. Pemilihan siswa kelas V pada SD Inpres XXXX sebagai obyek penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa siswa pada jenjang kelas tersebut berada pada masa transisi. Artinya, bahwa siswa kelas V yang akan menuju jenjang pendidikan di sekolah lanjutan, tentunya sangat berbeda bila masih tetap berada jenjang pendidikan dasar. Oleh karena itu, maka masa transisi tersebut, partisipasi orang tua sangat diperlukan untuk mengontrol perilaku anak, khususnya dalam hal belajar perlu mendapat perhatian yang serius. Atas dasar tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: ”Hubungan Partisipasi Orang Tua dengan Prestasi Belajar IPA-Biologi Siswa Kelas V pada SD Inpres XXX”.<br />
B. Rumusan Masalah.<br />
Untuk lebih mengarahkan pelaksanaan penelitian, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :<br />
1. Bagaimana Tingkat partisipasi orang tua siswa kelas V pada SD XXXX ?<br />
2. Bagaimana tingkat prestasi belajar IPA-Biologi siswa kelas V pada SD XXXX?<br />
3. Apakah ada pengaruh partisipasi orang tua dengan prestasi belajar IPA-Biologi siswa kelas V pada SD XXXX?<br />
C. Tujuan Penelitian<br />
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ;<br />
1. Untuk mengetahui tingkat partisipasi orang tua siswa kelas V pada SD XXX.<br />
2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar IPA-Biologi siswa V pada SD XXX.<br />
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh partisipasi orang tua dengan prestasi belajar IPA Biologi siswa kelas V pada SD XXXX.<br />
D. Manfaat Penelitian.<br />
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini di antarnya adalah:<br />
1. Bagi orang tua, sebagai informasi dasar tentang ada tindaknya pengaruh partisipasi orang tua terhadap prestasi belajar anak yang dicapai di sekolah, khususnya dalam mata pelajaran IPA-Biologi.<br />
2. Bagi pihak sekolah, dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan tentang perlu tidaknya melibatkan orang tua dalam menunaikan keberhasilan belajar siswa di sekolah, khususnya dalam hal peningkatan prestasi belajar IPA-Biologi.<br />
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi dan komparasi khususnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan masalah dalam penelitian ini.<br />
E. Hipotesis Penelitian.<br />
Sebelum melakukan penelitian dan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka terlebih dahulu diajukan hipotesis penelitian untuk menjadi acuan dalam penelitian yang akan diuji kebenarannya, yaitu :<br />
“ Ada pengaruh partisipasi orang tua dengan prestasi belajar IPA-Biologi siswa kelas V pada SD XXXX.<br />
<span style="font-size: large;"><b><br />
</b></span><br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9351930/pendidikan005.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-62471346282557928402010-04-07T19:15:00.000-07:002010-11-18T21:52:00.552-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 004<span style="font-size: large;"><b>HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN PERHATIAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PADA SDN X</b></span><br />
<br />
<b> </b><link href="file:///C:%5CUsers%5CHardcore%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:SimSun;
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-alt:宋体;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
@font-face
{font-family:"Bookman Old Style";
panose-1:2 5 6 4 5 5 5 2 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:"Traditional Arabic";
panose-1:2 2 6 3 5 4 5 2 3 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:24579 -2147483648 8 0 65 0;}
@font-face
{font-family:"\@SimSun";
panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1;
mso-font-charset:134;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 680460288 22 0 262145 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:kashida;
text-kashida:0%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;}
h1
{mso-style-next:Normal;
margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
mso-pagination:widow-orphan;
page-break-after:avoid;
mso-outline-level:1;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-font-kerning:0pt;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoBodyTextIndent, li.MsoBodyTextIndent, div.MsoBodyTextIndent
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
text-indent:18.7pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoBodyTextIndent2, li.MsoBodyTextIndent2, div.MsoBodyTextIndent2
{margin:0in;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
text-indent:37.4pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:18.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Traditional Arabic";
mso-fareast-language:EN-US;}
@page Section1
{size:8.5in 11.0in;
margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in;
mso-header-margin:.5in;
mso-footer-margin:.5in;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:28191936;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1429326150 -740400176 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l0:level1
{mso-level-tab-stop:50.2pt;
mso-level-number-position:left;
margin-left:50.2pt;
text-indent:-31.5pt;}
@list l1
{mso-list-id:502088627;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-592773258 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l1:level1
{mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
@list l2
{mso-list-id:854073753;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-1393398614 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l2:level1
{mso-level-tab-stop:.5in;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-.25in;}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
-->
</style> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">BAB I<o:p></o:p></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">PENDAHULUAN<o:p></o:p></span></b></div><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;"><o:p> </o:p></span></h1><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">A. Latar Belakang<o:p></o:p></span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Disadari atau tidak, menurunnya kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama. Walaupun seorang guru sudah berbuat yang terbaik menurut prosedur yang ada tanpa dukungan dari berbagai pihak, niscaya tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan baik. Di sinilah kita perlu memadukan antara faktor lingkungan dengan faktor alami berupa potensi yang dimiliki anak itu sendiri.<a name='more'></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Faktor potensi anak yang tak kalah pentingnya adalah minat belajar anak-anak yang kurang memiliki minat dalam belajar, maka akan menunjang suatu sikap dan prilaku yang membias dari anak normal lainnya. Misalnya saja anak sering membolos, tidak antusias dalam belajar, sering membuat kegundahan dalam kelas, pessimis, agresif dan sering memberontak. Hal semacam ini akan teraplikasikan pada pencapaian tujuan pembelajaran yang menurun atau prestasinya menurun.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Olehnya itu, penulis berinisiatif untuk mengkaji lebih mendalam melalui kegiatan penelitian ini yang erat kaitannya dengan masalah minat dan perhatian belajar anak, dalam mempelajari mata pelajaran IPA-Biologi yang akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap prestasi yang dicapainya.<o:p></o:p></span></div><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;"><o:p> </o:p></span></h1><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">B. Rumusan Masalah<o:p></o:p></span></h1><div class="MsoBodyTextIndent2" style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis membatasi diri untuk mengkaji variabel-variabel yang ada dalam bentuk rumusan masalah yang menjadi fokus perhatian dan penelitian ini. Adapun rumusan masalah yang penulis maksudkan adalah: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Bagaimanakah tingkat minat dan perhatian belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA-Biologi pada SDN XXXXX.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Bagaimanakah tingkat prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA-Biologi pada pada SDN XXXXX.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Bagaimanakah hubungan antara minat dan perhatian dengan prestasi belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA-Biologi SDN XXXXX.<o:p></o:p></span></span></div><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;"><o:p> </o:p></span></h1><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">C. Tujuan Penelitian<o:p></o:p></span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Untuk mengetahui tingkat minat dan perhatian belajar siswa mata pelajaran IPA-Biologi pada SDN XXXXX.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA-Biologi pada SDN XXXXX.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat dan perhatian belajar dengan prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN XXXXX.<o:p></o:p></span></span></div><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;"><o:p> </o:p></span></h1><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">D. Manfaat Penelitian<o:p></o:p></span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 37.4pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Adapun manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini antara lain:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Dengan mengetahui tingkat minat dan perhatian belajar siswa menjadi sumber informasi bagi seorang guru untuk lebih menumbuh-kembangkan minat belajar siswanya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Dengan mengetahui tingkat minat dan perhatian belajar siswa menjadi sumber iklim yang kondusif agar anak secara leluasa dapat mengembangkan minat dan bakat yang dimilikinya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Diharapkan semua dapat lembaga yang terkait dalam bidang pendidikan agar dapat memperbaiki sistem yang ada supaya anak dapat mencapai tingkat perkembangan yang optimal.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.7pt;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">Sebagai salah satu bahan referensi bacaan yang dapat dijadikan sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengembangkan ilmu pengertahuan dan teknologi pada umumnya dan penelitian pada khususnya.<o:p></o:p></span></span></div><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;"><o:p> </o:p></span></h1><h1 style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt; line-height: 200%;">E. Hipotesis Penelitian<o:p></o:p></span></h1><span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt;">Berdasarkan dari rumusan masalah dan pengkajian terhadap literatur yang relevan, maka ditarik suatu hipotesis, dimana hal ini dimaksudkan sebagai pengarah, pedoman dan tuntunan dalam pelaksanan pengumpulan maupun pengolahan data penelitian, baik data di lapangan maupun data melalui literatur. Adapun hipotesis yang dimaksud adalah: “Terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan perhatian dengan prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN XXXXX”.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Bookman Old Style"; font-size: 13pt;"><a href="http://www.ziddu.com/download/9351619/pendidikan004.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a> </span>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-68472308144323543662010-04-07T19:10:00.000-07:002010-11-18T21:46:26.528-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 003<b>EFEKTIVITAS PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PENGAJARAN IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD X</b><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena terkait dengan masalah kuantitas, masalah kualitas, masalah relevansi dan masalah efektivitas. Masalah kuantitas timbulsebagai akibat hubungan antara pertumbuhan sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk.<br />
Masalah kualitas adalah masalah bagaimana meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Masalah kualitas pendidikan merupakan masalah yang cukup serius di dalam rangka kelangsungan hidup brbangsa dan bernegara, dakam konteks hubungan bangsa dengan beradapan dunia. Penanganan masalah aspek kualitas berhubungan erat dengan penanganan aspek kuantitas, oleh karenannya perlu ada keseimbangan antara keduanya.<br />
<a name='more'></a><br />
Masalah relevansi timbul dari hubungan antara sistem pendidikan dan pembangunan nasional, dan harapan masyarakat tentang peningkatan output pendidikan. Masalah efektivitas merupakan masalah kemampuan pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masalah efisiensi pada hakekatnya juga merupakan masalah pengelolaan pendidikan.<br />
Sehubungan dengan aspek permasalahan aspek di atas pemerintah telah banyak melakukan serangkaian kegiatan secara terus menerus melalui tahapan pembangunan di bidang pendidikan. Kesemunya diarahkan pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan atau menyangkut aspek kualitas pendidikan.<br />
Berdasarkan uraian di atas, maka pembangunan pendidikan sekarang harus mengalami perubahan. Misalnya penyampaian pelajaran tidaklah cukup dengan mengutarakan secara tulisan saja. Ini berarti bahwa sistem intruksional menghendaki para pengajar berusaha menjadikan keterlibatan mental maupun fisik siswa dalam proses pengajaran. Sehingga pengajaran yang efektif dan berhasil guna dapat tercapai untuk menunjang pencapaian tujuan. Hal ini menuntut pihak pengajar sedapat mungkin mencari pola organisasi pengajaran yang tepat sebagai alternatif yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. Salah satu acuannya adalah analisis materi atau strukturisasi konsep.<br />
Untuk mewujudkan harapan tersebut di atas, perlu dilakukan pembaharuan pendidikan yang dituangkan dalam berbagai program pembaharuan pendidikan. Misalnya perubahan kurikulum, pemberdayaan guru-guru bidang studi melalui penataran, pengadaan buku-buku paket serta pemilihan metode dan pendekatan pengajaran yang tepat.<br />
B. Rumusan Masalah<br />
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh atau efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Inpres xxx khususnya mata pelajaran IPA ”.<br />
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian<br />
1. Tujuan penelitian <br />
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian yakni untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh atau efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Inpres XXX khususnya mata pelajaran IPA.<br />
2. Manfaat Penelitian <br />
Secara umum diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta didik, pendidik, lembaga pendidikan dalam meningktakan kualitas pendidikan. Secara khusus penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang bagaimana pengaruh pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan melakukan pengajaran IPA di Sekolah Dasar.<br />
D. Variabel dan Definisi Operasional.<br />
Agar dapat dipahami arah dan tujuan penelitian ini, dipandang perlu memberikan gambaran tentang variabel penelitian yang sekaligus sebagai batasan operasional. <br />
1. Pendekatan Keterampilan proses <br />
Yang dimaksudkan di sini adalah pendekatan dalam melakukan keinginan pengajaran IPA yang menekankan pada keterampilan mengamati, mengumpulkan data, menemukan persamaan dan perbedaan materi yang dikaji. Pada gilirannya diharapkan siswa dalam belajarnya menggunakan pengetahuan atau perolehnya.<br />
2. Prestasi Belajar IPA<br />
Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah hasil perolehan siswa setelah dilakukan testing terhadap materi yang telah diajarkan dengan pendekatan keterampilan proses.<br />
E. Hipotesis Penelitian<br />
Untuk memberikan arah terhadap kesimpulan yang hendak dicapai, maka perlu dirumuskan hipotesis, sebagai berikut : Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA berpengaruh secara efektif terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Inpres X, khususnya mata pelajaran IPA.<br />
<span style="font-size: large;"><b><br />
</b></span><br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9351506/pendidikan003.zip.html"><span style="font-size: large;"><b>DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</b></span></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8087004691033531457.post-33632299842216557232010-04-07T19:02:00.000-07:002010-11-18T21:46:06.622-08:00SKRIPSI PENDIDIKAN KODE 002<span style="font-size: large;"><b>PENGGUNAAN MODEL SYNECTIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SD</b></span><br />
<br />
BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang<br />
Dalam proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa telah dikatakan belajar apabila ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat mengetahuinya, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya belum dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah mengajar apabila ia telah membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki.<br />
<a name='more'></a><br />
Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar hendaknya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien untuk para siswanya. Dalam hal ini dapat meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar.<br />
Model mengajar adalah suatu rencana atau pola mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyusun kurikulum, mengatur materi-materi pelajaran dan petunjuk bagaimana seharusnya guru mengajar di kelas.<br />
Mengingat beragamnya model mengajar yang telah diterapkan di sekolah-sekolah ini, tentu akan lebih bijaksana bila guru memilih dan mencoba menggunakan model mengajar secara bervariasi untuk meningkatkan kualitas profesi dan produktivitasnya dalam mengacu pada pemenuhan kebutuhan siswa, dan hal inilah yang dilakukan oleh guru-guru di SD Inpres Rappokalling I Makassar untuk mencoba model synectik diterapkan dalam proses belajar mengajar.<br />
Dalam penerapan model synectik ini oleh guru, yakni guru tersebut hanya memberikan gambaran atau informasi tentang suatu bahan pelajaran kemudian siswa atau informasi tentang suatu bahan pelajaran kemudian siswa tersebut mengelolanya sendiri, nanti pada tahap akhir baru guru memberikan bimbingan lagi. Jadi peranan guru hanya memberikan bimbingan pada tahap awal dan tahap akhir kegiatan.<br />
B. Rumusan Masalah<br />
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat beberapa permasalahan sebagai berikut:<br />
1. Bagaimana teknik penggunaan/ penerapan model synectik dalam proses belajar mengajar di SD Inpres Rappokalling I Makassar.<br />
2. Faktor-faktor apa yang menjadi penunjang dan penghambat penerapan model synectik dalam proses belajar mengajar di SD Inpres Rappokalling I Makassar.<br />
C. Hipotesis<br />
Adapun hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari permasalahan di atas, adalah:<br />
1. Teknik penerapan model synectik oleh guru-guru dalam proses belajar mengajar adalah model yang berhasil memecahkan masalah atau kesulitan belajar yang mereka miliki.<br />
2. Mengingat bahwa model synectik adalah model pengembangan kreatifitas berfikir siswa untuk memecahkan kesulitan berfikir dalam belajar, berdasarkan analisa tersebut maka dapat dipikirkan bahwa model synectik efektif diterapkan dalam proses belajar mengajar. <br />
D. Pengertian Judul dan Defenisi Operasional<br />
Agar skripsi ini mudah dipahami dan dimengerti dengan jelas, maka akan diberikan pengertian kata-kata yang dianggap penting untuk memahami judul tersebut di atas adapun kata-kata yang dimaksud adalah:<br />
“Model synectik”, model pengembangan kreatifitas untuk memecahkan masalah dengan melatih individu untuk bekerjasama mengatasi problema, sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya.1<br />
“Proses Belajar Mengajar, proses komunikasi, proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan.2<br />
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka penulis dapat menyimpulkan pengertian judul bahwa model synectic dalam proses belajar mengajar adalah model pengembangan kreatifitas untuk memecahkan masalah dengan melatih individu untuk bekerjasama mengatasi problema. Sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya dengan melibatkan seluruh komponen yang ada dalam unsur pendidikan baik itu guru, lingkungan siswa, sarana masyarakat sehingga terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.<br />
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian<br />
1. Tujuan Penelitian<br />
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:<br />
a. Untuk memperoleh data tentang sejauhmana penguasaan guru dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran apabila menggunakan model synectik.<br />
b. Untuk mengetahui kerajinan dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran apabila menggunakan model synectik dalam proses belajar mengajar di SD Inpres Rappokalling I Makassar.<br />
2. Kegunaan Penelitian<br />
Adapun kegunaan penelitian ini pada intinya, sebagai berikut:<br />
a. Untuk menjadi pertimbangan bagi pembaca pada khususnya pendidik dan si terdidik pertimbangan bagi pembaca pada khususnya pendidik dan si terdidik dalam proses belajar mengajar.<br />
b. Agar supaya hasil penelitian nanti dapat memberikan gambaran kepada pembaca tentang hal-hal yang menjadi faktor pendukung didalam pelaksanaan penggunaan model synectik dalam proses belajar mengajar di SD Inpres Rappokalling I Makassar.<br />
c. Memberikan konstribusi pemikiran atau strategi dan operasionalisasi tentang penggunaan model synectik dalam proses belajar mengajar di SD Inpres Rappokalling I Makassar.<br />
d. Supaya hasil penelitian nanti dapat berfungsi sebagai informasi kepada pembaca tentang sejauh mana penggunaan model synectik dalam proses belajar mengajar di SD Inpres Rappokalling I Makassar. <br />
F. Garis Besar Isi<br />
Untuk memudahkan cara pembaca mengerti secara global dari pada isi skripsi ini, maka penulis perlu memberikan gambaran kandungan skripsi ini:<br />
Pada bab pertama adalah pendahuluan, yang membicarakan latar belakang, di mana dalam proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru), rumusan masalah meliputi bagaimana teknik penggunaan penerapan model synectik dan faktor-faktor apa yang menjadi penunjang penerapan model synectik dalam proses belajar mengajar di SD Inpres Rappokalling I Makassar, hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap problema, pengertian judul dari skripsi ini, meliputi pengertian penggunaan model synectik dalam proses belajar mengajar ,tujuan dan kegunaan penelitian, dan terakhir adalah garis–garis besar isi yang meliputi abstrak dari semua bab. <br />
Pada bab dua, membahas tinjauan pustaka yang meliputi proses belajar mengajar di mana proses kegiatan yang berinteraksi antara guru dengan siswa, pengertian komponen yang meliputi tujuan pengajaran yang bersumber dari tujuan kurikuler dan tujuan instruksional umum yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya meliputi faktor anak didik, pendidik, alat pendidikan dan tujuan pendidikan, dan terakhir adalah model mengajar synectik yang merupakan suatu pendekatan baru yang menarik guna mengembangkan kreatifitas.<br />
Bab tiga membahas tentang metode penelitian yang meliputi lokasi, populasi dan sampel, yang membahas jumlah keseluruhan dari siswa dan jumlah guru SD Inpres Rappokalling I Makassar instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data, adalah merupakan keberhasilan dalam penelitian karena berfungsi sebagai sarana mengumpulkan data yang banyak, prosedur pengumpulan data dan tahap pengumpulan data yang meliputi tahap persiapan dalam menyusun instrumen pengumpulan data, dan tahap pengumpulan data yang meliputi riset kepustakaan ,kutipan langsung dan kutipan tidak langsung serta penelitian lapangan dan terakhir teknik analisis data meliputi metode induksi, deduksi, tabulasi dan metode komparatif.<br />
Bab empat, membahas hasil penelitian tentang tinjauan deskripsi SD Inpres Rappokalling I Makassar yang meliputi keadaan sarana dan prasarana, keadaan guru, keadaan siswa, dan keadaan kurikulum, teknik penerapan model synectik yakni guru hanya memberikan gambaran atau informasi tentang suatu bahan pelajaran nanti siswa tersebut mengelolanya sendiri, faktor yang menjadi penunjang penerapan model synectik, efektivitas penerapan model mengajar synectik dalam proses belajar mengajar di mana model synectik ini efektif diterapkan dalam proses belajar mengajar dan terakhir prestasi belajar siswa yang meliputi hasil belajar siswa.<br />
Kemudian bab lima, yakni pada bab terakhir berisi penutup yang berupa kesimpulan yang meliputi teknik penggunaan penerapan model synectik dan faktor penunjang penerapan model synectik dan terakhir implikasi penelitian<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/9351438/pendidikan002.zip.html"><b><span style="font-size: large;">DOWNLOAD BAB SELANJUTNYA DISINI!!</span></b></a>D. Jarwokohttp://www.blogger.com/profile/18157494897334310883noreply@blogger.com0